Sabtu, 25 Januari 2020

#SIP RANCANGAN APLIKASI TES PSIKOLOGI


PROPOSAL PERANCANGAN APLIKASI TES PSIKOLOGI
A.    Latar Belakang
1.      Urgensi
Pada masa sekarang perkembangan IT sangatlah berkembang pesat. Banyak inovasi-inovasi di bidang IT yang mencakup segala bidang, salah satunya bidang psikologi. Hal ini penting mengingat pada masa sekarang semua hal bersifat praktis sehingga diharapkan dapat memudahkan semua aspek kehidupan manusia. Beberapa inovasi IT yang bekerja sama dengan bidang psikologi diantaranya aplikasi konseling secara online dan tes psikologi secara online. Pada pembahasan kali ini, salah satu inovasi IT dibidang psikologi yang akan dibahas adalah tes psikologi secara online yang diperuntukkan dalam dunia kerja.
Diharapkan dengan hadirnya tes psikologi secara online, pengguna dapat memahami bagaimana gambaran kepribadiannya dan menambah wawasan mengenai tes psikologi itu sendiri. Selain itu, setelah mendapatkan hasil tes tersebut, diharapkan pengguna tidak melabeli diri sendiri dengan kecenderungan kepribadian tertentu, karena alat tes tersebut bukanlah satu-satunya acuan untuk menentukan gambaran kepribadian seseorang secara menyeluruh, perlu berbagai macam intervensi dan pendekatan untuk menentukan gambaran kepribadian tersebut.
2.      Landasan Teori
Menurut Azwar (2016) tes adalah instrument atau alat dalam pengukuran. Dalam berbagai wujudnya, tes psikologi tampil sebagai perangkat uji verbal yang menghendaki subjek (testee) untuk merespon secara lisan atau secara tertulis. Tes juga tampil sebagai perangkat uji performansi yang menghendaki individu dengan cara melakukan sesuatu.
Pada pembahasan kali ini, tes yang akan dibahas adalah tes kepribadian atau tes inventori. Menurut Chaplin (dalam Gudnanto dan Rahardjo, 2013) inventori (inventaris, inventarisasi) adalah suatu alat untuk menaksir dan menilai ada atau tidaknya tingkah laku, minat, sikap tertentu dan seterusnya, biasanya inventaris ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus dijawab.
Menurut Nurkancana (dalam Gudnanto dan Rahardjo, 2013) metode inventori adalah metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu, dan sejenisnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa inventori adalah metode untuk memahami individu dengan cara memberikan sejumlah pernyataan yang harus dijawab/dipilih responden sesuai dengan keadaan dirinya. Jawaban responden tersebut selanjutnya ditafsirkan (dipahami) oleh pengumpul data tentang keadaan responden, dan responden memahami keadaan dirinya sendiri.
Ada banyak jenis tes inventori dalam Ilmu Psikologi tetapi yang sering digunakan dan populer dalam dunia kerja adalah DISC dan Papi Kostik (Susanto & Chrismanto, 2016).
a.       Pengertian dan Sejarah PAPI Kostick
Personality and Preference Inventory (PAPI) Kostick adalah salah satu alat tes penilaian kepribadian terkemuka yang digunakan oleh para profesional HR dan manajer untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu (Hesty & Damiri, 2016). Alat tes ini dikembangkan oleh Dr. Max Martin Kostick pada tahun 1960an. Pada dasarnya, instrument PAPI Kostick digunakan untuk mengukur dinamika kepribadian (psychodynamic) dari seseorang, dengan memperhatikan keterkaitannya dengan dunia sekitarnya (environment) (Budiharjo, 2015).
b.      Aspek-aspek PAPI Kostick
Secara garis besar, tes PAPI Kostick meliputi dua macam aspek, yaitu aspek pengukuran kebutuhan (needs) dan aspek pengukuran persepsi/peran (roles). Kedua macam aspek tersebut dikelompokkan dalam tujuh macam aspek, yaitu
1)      Work Direction
·         Need to finish task (N)
·         Hard intense worked (G)
·         Need to achieve (A)
2)      Leadership
·         Leadership role (L)
·         Need to control others (P)
·         Ease in decision making (I)
3)      Activity
·         Pace (T)
·         Vigorous type (V)
4)      Social Nature
·         Need for closeness and affection (O)
·         Need to belong to groups (B)
·         Social extension (S)
·         Need to be noticed (X)
5)      Work Style
·         Organized type (C)
·         Interest in working with details (D)
·         Theoretical type (R)
6)      Temperament
·         Need for change (Z)
·         Emotional resistant (E)
·         Need to be forceful (K)
7)      Followership.
·         Need to support authority (F)
·         Need for rules and supervision (W)

3.      Jenis Aplikasi
Jenis aplikasi yang akan dirancang adalah aplikasi berbasis online menggunakan mobile atau smartphone.

B.     Flowchart Aplikasi
Soeherman & Pinontonan (2008) mendefinisikan flowchart atau bagan alur sebagai metode untuk menggambarkan tahapan-tahapan penyelesaian masalah (prosedur) beserta aliran data dengan simbol-simbol standar yang mudah dipahami.
Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut. Untuk itu, desain sebuah flowchart harus ringkas, jelas, dan logis.
Berikut adalah flowchart untuk rancangan aplikasi “The PAPI”:

            Keterangan:
1.      Ketika membuka aplikasi, user akan mendapati tampilan home setelah itu klik logo aplikasi untuk melanjutkan.
2.      Setelah meng-klik logo aplikasi, user akan melihat sebuah trivia yang dilengkapi dengan disclaimer mengenai alat tes tersebut. Trivia berisi informasi singkat mengenai alat tes dan disclaimer peringatan kepada user mengenai alat tes. Disclaimer dalam alat tes ini adalah untuk tidak melabeli diri sendiri tentang kepribadian tertentu dan hendaknya tidak mempercayai keakuratan hasil tes yang sudah dilakukan.
3.      Jika sudah membaca trivia dan disclaimer, setelah itu user dihadapkan pada menu selanjutnya yaitu mengisi identitas, mulai dari nama, jenis kelamin, dan usia.
4.      Jika sudah selesai mengisi identitas, setelah itu user akan melihat tampilan mengenai instruksi pengerjaan tes. Hendaknya user dapat memahami instruksi yang diberikan lalu melanjutkan ke tahapan selanjutnya.
5.      Ditahapan selanjutnya, user akan mendapati tampilan mengenai cara pengerjaan tes tersebut beserta perkiraan waktu yang diberikan. Seperti instruksi sebelumnya, hendaknya user memahami dan memperhatikan cara pengerjaan dan waktu yang diberikan.
6.      Setelah membaca dan memahami cara pengerjaan, user dihadapkan dengan tampilan yang memberitahukan bahwa tes akan segera dimulai. Setelah itu user diminta untuk mengklik pilihan start untuk memulai tes.
7.      Setelah meng-klik pilihan start, user akan mendapati tampilan yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus diisi dilengkapi dengan estimasi waktu tersisa, dan banyaknya halaman pengerjaan yang harus dikerjakan.
8.      Setelah mengisi semua pernyataan-pernyataan, akan muncul tampilan yang mengatakan bahwa “Anda sudah menyelesaikan tes ini” dan pilihan “Lihat Hasil”. Setelah itu klik pada pilihan “Lihat Hasil”
9.      Setelah memilih pilihan “Lihat Hasil” akan muncul hasil tes tersebut dalam bentuk diagram cakram PAPI.
10.  Setelah itu, pada tahapan selanjutnya akan muncul tampilan berisi ucapan “Terima kasih sudah menggunakan alat tes ini. Simpan?” dan pililihan “Ya” dan “Tidak”.
11.  Jika user memilih “Ya”, maka user akan mendapatkan notifikasi di layar smartphone bahwa hasil tersebut sudah disimpan di file directory. Jika user memilih “Tidak” maka langsung diarahkan ke home aplikasi tersebut.

C.     Desain Interface
Pengertian antarmuka (interface) adalah salah satu layanan yang disediakan sistem operasi sebagai sarana interaksi antara pengguna dengan sistem operasi. Antarmuka merupakan komponen sistem operasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna.
Berikut adalah contoh interface aplikasi “The PAPI”:

Pada tampilan awal kurang lebih seperti ini. Untuk melanjutkan, user diminta untuk mengklik logo yang terletak pada tengah tampilan.

Setelah meng-klik logo, akan muncul tampilan seperti diatas. User akan mendapati tampilan yang berisi TRIVIA dan Disclaimer. Diharapkan user dapat memahami TRIVIA dan Disclaimer secara seksama sebelum memulai tes lalu melanjutkan dengan mengklik START.

Setelah mengklik menu START akan muncul tampilan untuk mengisi identitas. User diminta untuk mengisi identitas mulai dari nama, usia, dan jenis kelamin, lalu klik NEXT untuk menuju tahapan selanjutnya.

Setelah mengklik NEXT akan muncul instruksi pengerjaan tes, seperti biasa, user diharapkan untuk membaca dan memahami instruksi dengan seksama, lalu klik NEXT lagi untuk melanjutkan ke bagian selanjutnya.

Setelah mengklik NEXT akan muncul tampilan yang berisi cara pengerjaan. Disini user diminta untuk membaca kembali dengan seksama dan memperhatikan cara pengisian pernyataan serta waktu pengerjaan dalam tes. Jika user masih belum paham mengenai instruksi, dapat mengklik menu PREV, namun saat user sudah paham, dapat mengklik menu NEXT untuk melanjutkan.

Tampilan selanjutnya, ada himbauan bahwa tes akan dimulai, user silahkan mengklik MULAI untuk melanjutkan.

Setelah mengklik MULAI, user akan mendapati tampilan yang berisi jumlah pernyataan, waktu pengerjaan, dan jumlah halaman. Diharapkan user mengisi semua pernyataan tersebut tanpa terkecuali, lalu klik NEXT untuk melanjutkan ke halaman selanjutnya. Tampilan diatas adalah tampilan pada halaman pertama "THE PAPI"

Setelah user mengisi semua pernyataan sampai halaman terakhir, kurang lebih tampilannya seperti ini. User sewaktu-waktu dapat mengganti pilihan jawaban pada halaman sebelumnya dengan mengklik PREV. 

Jika user sudah mengisi seluruh pernyataan akan muncul tampilan yang menginformasikan bahwa tes telah berakhir. Hasil tes yang dilakukan dapat dilihat dengan mengklik menu LIHAT HASIL. 
Setelah mengklik menu LIHAT HASIL akan muncul tampilan berikut. Dengan munculnya tampilan ini, menandakan hasil jawaban yang sudah diberikan sedang diproses.


Jika jawaban sudah diproses dan diolah, akan muncul tampilan berikut. Tampilan yang muncul berupa diagram PAPI beserta penjelasan pada masing-masing aspek. Jika sudah cukup puas melihat hasil, silahkan klik NEXT. 

Setelah mengklik NEXT akan muncul tampilan yang berisi ucapan terima kasih sudah menggunakan alat tes dan tahapan selanjutnya untuk menyimpan hasil PAPI. Silahkan klik "Ya" atau "Tidak" sesuai keinginan user.

Jika user mengklik "Ya" maka akan muncul tampilan seperti ini dan langsung diarahkan ke halaman awal (homepage).

Jika user mengklik "Tidak" maka akan langsung diarahkan ke halaman awal (homepage).






DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., (2016). Konstuksi Tes Kemampuan Kognitif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Budiharjo. (2016). Panduan Praktis Penilaian Kinerja Karyawan. Jakarta: Raih
Asa.

Gudnanto, & Rahardjo, S., (2013). Pemahaman Individu Teknik Nontes. Jakarta:
Penerbit Kencana.

F. Hesty and D. J. Damiri, “RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM
CERDAS PENILAIAN KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEST PAPI
KOSTICK”, algoritma, vol. 13, no. 1, pp. 122-128, Sep. 2016.

http://ftp.gunadarma.ac.id/linux/docs/v06/Kuliah/SistemOperasi/2008/240/06-OS.pdf

Min, M. (2016). Pengertian PAPI Kostick, Aspek dan Norma Alat Tes Yang
digunakan. https://www.pelajaran.co.id/2016/10/pengertian-papi-kostick-aspek-dan-norma-alat-tes-yang-digunakan.html diakses pada 23 Januari 2020.

Soeherman, B. & Pinontonan, M., (2008). Designing Information System. Jakarta:
Elex Media Computindo.

Susanto, B., & Chrismanto, A. R. Pendampingan dalam Penerapan Moodle untuk
Psikotes Online.

Selasa, 05 November 2019

#SIP LINGKUP DATA



Assalamu’alaikum wr.wb. Pada kesempatan kali ini, izinkan penulis untuk menjelaskan mengenai Lingkup Data pada CBIS. Sebelum membahas mengenai lingkup data pada CBIS penulis akan memberikan pengertian data terlebih dahulu.
Menurut Pamungkas (2017) data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian.
Supriyanto & Muhsin (2008) mendefinisikan data sebagai bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya.
Noersasongko & Andono (dalam Suntoro, 2019) mengatakan bahwa data adalah suatu fakta yang terekam namun tidak memiliki arti.
Davis (dalam Hutahean, 2015) mendefinisikan data sebagai bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal, dan sebagainya.
Menurut Kuswadi dan Mutiara (2004) data adalah sekumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan dapat berupa angka, lambang, atau sifat.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkab bahwa data adalah nilai dan bahan mentah bagi informasi yang dirumuskan sebagai angka, lambang atau sifat yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian yang diperoleh dari suatu pengamatan.
Lingkup data merupakan sebuah habitat di mana terdapat data untuk bisnis. Dalam lingkup data, pengguna memiliki alat untuk mengakses data. Pengguna melakukan semua tipe pekerjaan dan keperluan mereka bervariasi seperti menggali data (data mining), memodifikasi data, atau berusaha membuat data baru. Lingkup data dalam CBIS meliputi:

1.      Hirarki Data
Menurut Mulyani (2017) hirarki data adalah pengorganisasian data menjadi hirarki-hirarki atau tingkatan tertentu. Pengorganisasian ini bertujuan agar data dapat diatur dengan baik agar dapat menghasilkan informasi yang baik.
 
Contoh Hierarki Data
Data di organisasikan menjadi enam tingkatan, yaitu:
a.       Bit
Bit adalah unit terkecil dari data yang direpresentasikan dengan nilai 0 dan 1, dimana nilai 0 berarti nilai yang tidak mempunyai arus listrik dan nilai 1 adalah nilai yang memiliki arus listrik (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) bit adalah sistem binner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu nilai 0 dan 1. Sistem binner merupakan dasar yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan mesin yang merupakan serangkaian komponen elektronik dan hanya dapat membedakan dua macam keadaan, yaitu ada tegangan dan tidak ada tegangan yang masuk ke dalam rangkaian tersebut.
Sianipar (2015) mendefinisikan bit sebagai data dalam biner, basis 2, dengan dua simbol 0 atau 1.
Shelly (2007) memaparkan definisi bit sebagai unit data terkecil yang dapat diproses oleh komputer.
Menurut Suyanto (2005) bit atau binary digit adalah pembentuk data paling dasar yang dapat melakukan kombinasi dua macam yaitu 0 dan 1.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bit atau binary digit adalah sistem nilai yang terdiri atas dua macam kombinasi angka yaitu angka 0 dan 1. Kedua kombinasi tersebut dapat membedakan dua keadaan yaitu keadaan yang didalamnya terdapat tegangan dan yang tidak terdapat tegangan.
Contoh Bit

Bilangan Biner


b.      Byte
Btye adalah sekumpulan dari bit-bit yang membentuk suatu karakter (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) byte adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori. Byte merupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi delapan bit yang menyatakan sebuah karakter dalam dalam memori (1 byte = 1 karakter).
Shelly (2007) memaparkan definisi byte sebagai delapan bit yang dikelompokkan bersama dalam suatu unit.
Menurut Suyanto (2005) byte (character) adalah kumpulan dari kombinasi bit-bit (8 bit) yang merupakan unit data terkecil dalam storage dan memiliki alamat (address), kadangkala merupakan bagian dari word.
Nugroho (1991) mendefinisikan byte sebagai satuan memori dimana setiap byte bisa digunakan untuk menyimpan satu karakter string.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa byte adalah sekumpulan bit-bit yang berjumlah delapan yang merupakan unit data terkecil yang memiliki alamat.
Contoh dari byte



c.       Field (Elemen Data)
Field adalah sekelompok karakter yang membentuk sekelompok data atau angka (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) field adalah unit terkecil yang disebut suatu data, yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit yang bermakna.
Shelly (2007) memaparkan definisi field sebagai kombinasi dari satu karakter atau lebih yang saling terkait yang merupakan unit data terkecil yang dapat diakses oleh pengguna.
Menurut McLeod & Schell (2008) field adalah unit data terkecil yang mencerminkan data terkecil yang akan ditarik dari komputer disuatu waktu.
Kadir (2002) mendefinisikan field atau elemen data sebagai satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang lebih bermakna.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa field adalah unit data yang mencerminkan data terkecil yang terbentuk dari sekelompok karakter yang dapat ditarik dari komputer sewaktu-waktu.
Contoh dari Field


d.      Record
Record adalah sekumpulan field yang saling berhubungan (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) record adalah sekumpulan field yang saling berhubungan terhadap objek tertentu.
McLeod & Schell (2008) mendefinisikan record sebagai koleksi field-field data yang saling berhubungan.
Kadir (2002) mengungkapkan definisi record atau rekaman yaitu gabungan sejumlah elemen data atau field yang saling keterkaitan.
Menurut Rama & Jones (2008) record adalah seperangkat field yang saling berkaitan dari satu entitas.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa record adalah sekumpulan field yang saling berkaitan dari sebuah entitas.
Contoh dari Record


e.       File
File adalah sekumpulan record yang berhubungan dengan objek tertentu (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) file adalah sekumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu objek.
McLeod & Schell (2008) mendefinisikan file sebagai koleksi record-record yang saling berhubungan dan dapat diwakili oleh tabel-tabel.
Kadir (2002) mengemukakan definisi file atau berkas sebagai sebuah himpunan seluruh record atau rekaman yang bertipe sama yang berkaitan dengan sebuah objek.
Menurut Rama & Jones (2008) file adalah seperangkat record yang saling berkaitan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa file adalah himpunan dari berbagai macam record yang saling berhubungan dan berkaitan dengan suatu objek.
Contoh dari File


f.       Database
Database adalah sekumpulan data yang tersimpan dalam file-file (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2016) database adalah sekumpulan dari bermacam tipe record yang memiliki hubungan antar record.
McLeod & Schell (2008) mendefinisikan database sebagai sekumpulan file yang berada dibawah piranti lunak sistem manajemen basis data.
Menurut Jubilee (2015) database adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk menyimpan dan mengolah sekumpulan data.
Kristanto (1993) memaparkan definisi database sebagai kumpulan file-file yang saling berelasi yang ditunjukkan dengan kunci dari setiap file yang ada yang biasanya digunakan dalam satu lingkup perusahaan atau instansi.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa database adalah kumpulan dari berbagai macam record yang ditunjukkan dengan kunci dari setiap file yang sudah ada.
 
Contoh dari database

2.      Penyimpanan Sekunder
Sulianta (2013) menggolongknan penyimpanan sekunder atau secondary storage devices menjadi dua golongan, yaitu:
Contoh dari SASD: pita magnetik dan contoh dari DASD: piringan magnetik, Floppy Disk, Harddisk, dan CD-ROM

a.       SASD (Penyimpanan Berurutan)
Sulianta (2013) menggolongkan penyimpanan sekunder jenis ini sebagai penyimpanan sekunder yang proses baca tulis perangkat ini relative lambat karena dilakukan dengan modus akses berturut (sequence).
Menurut Suyanto (2005) mendefinisikan penyimpanan berurutan atau sequence storage organisasi atau penyusunan data di suatu medium penyimpanan yang terdiri dari satu catatan mengikuti satu catatan lain dalam suatu urutan tertentu.
Hall & Singleton (2007) mendefinisikan penyimpanan berurutan atau sequence storage sebagai penyimpanan dimana record dan file berada dalam lokasi penyimpanan yang berdekatan dengan dengan urutan tertentu (menaik atau menurun) berdasarkan kunci primernya.
Haryanto (2012) mengemukakan definisi penyimpanan berurutan sebagai metode akses informasi pada file yang diakses secara berurutan, satu record diakses setelah record yang lain.
Menurut Margianti & Suryadi (1994) penyimpanan berurutan adalah media penyimpanan untuk mengisikan catatan yang diatur dalam susunan tertentu. Catatan pertama harus diproses pertama kali, catatan kedua pada urutan kedua, dan seterusnya sampai file tersebut penuh.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyimpanan berurutan atau Sequence Access Devices Storage adalah media penyimpanan yang berisi catatan yang diatur dengan urutan tertentu dan posisinya saling mengikuti dan berdekatan.

b.      DASD (Penyimpanan Akses Langsung)
Sulianta (2013) menggolongkan penyimpanan sekunder jenis ini sebagai penyimpanan sekunder yang prosesnya lebih cepat dibandingkan SASD karena untuk mengambil data tertentu tidak perlu dicari dari awal berurutan. Terdiri dari: (1) Magnetic Disk: menggunakan medan magnet, contoh floppy disk (disket) dan hard disk dan (2) Optical Disk: menggunakan sinar laser, contoh: CD-ROM.
Menurut Suyanto (2005) mendefinisikan penyimpanan akses langsung direct access storage sebagai suatu organisasi atau penyusunan data di suatu medium penyimpanan yang memungkinkan catatan-catatan ditulis dan dibaca tanpa pencarian secara berurutan. Untuk mengaksesnya dilakukan dengan metode akses langsung (direct access)
Haryanto (2012) mengemukakan definisi penyimpanan langsung sebagai suatu metode akses file yang merupakan logical record dengan panjang tetap yang memungkinkan program untuk membaca (read) dan menulis (write) record dengan cepat tanpa urutan tertentu.
Menurut Margianti & Suryadi (1994) penyimpanan langsung sebagai mekanisme baca atau tulis dapat diarahkan ke record tertentu tanpa pencarian secara urut.
Davis (1999) adalah penyimpanan yang mendukung berbagai struktur akses fisik juga dapat mengakses semua akses penyimpanan tanpa mengakses file sebelumnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyimpanan langsung atau Direct Access Devices Storage adalah penyimpanan dimana proses pencarian catatan ditulis dan dibaca tanpa perlu melalui proses pencarian secara berurutan dengan cepat.



3.      Pemrosesan Data
a.       Pemrosesan Batch
Menurut Margianti & Suryadi (1994) pemrosesan batch adalah jenis pemrosesan data dimana data dijalankan secara terpisah dan dapat menggabungkan beberapa transaksi dan memprosesnya bersama-sama sebagai batch.
Hall (2007) mendefinisikan pemrosesan batch sebagai sekelompok transaksi yang serupa yang diakumulasi sepanjang waktu dan kemudian diproses bersama-sama.
Rama & Jones (2008) mengemukakan definisi pemrosesan batch sebagai pengakumulasian dokumen-dokumen kejadian dan penghitungan total kendali dengan bantuan mesin hitung dan alat lainnya.
Menurut Nugroho (dalam Andrianto, Fatihuddin, & Firmansyah, 2019) pemrosesan batch merupakan metode pemrosesan data dengan proses updating (pemutakhiran) yang dilakukan secara periodic dalam jangka waktu tertentu.
Suyanto (2005) mendefinisikan pemrosesan batch sebagai proses pengolahan data dimana data dikumpulkan dan dikelompokkan dalam kelompok yang agak besar sebelum dimasukkan sebagai input ke dalam komputer untuk periode tertentu kemudian baru dilakukan sistem pengolahan data yang klasik.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemrosesan batch adalah proses pengolahan data dimana sekelompok data dikumpulkan kemudian dijalanankan beberapa macam transaksi dan memprosesnya dalam jangka waktu tertentu.
Skema pemrosesan data dengan metode Batch Processing


b.      Pemrosesan Online
Menurut Margianti & Suryadi (1994) pemrosesan online adalah jenis pemrosesan data dimana data yang ditransaksikan diproses secara terpisah dan setiap transaksinya diproses secara lengkap selagi dalam penyimpanan primer.
Menurut Nugroho (dalam Andrianto, Fatihuddin, & Firmansyah, 2019) pemrosesan online adalah metode pemrosesan data dengan updating secara langsung segera setelah transaksi terjadi.
Suyanto (2005) mendefinisikan pemrosesan online sebagai pengolahan data yang dilaksanakan oleh peralatan yang secara langsung dikontrol oleh CPU.
Laudon & Laudon (2008) mendefinisikan pemrosesan online sebagai metode untuk mengumpulkan dan memproses data transaksi yang langsung dimasukkan ke dalam sistem komputer dan diproses segera.
Menurut McLeod & Schell (2001) pemrosesan online merupakan pengolahan data yang dilakukan per transaksi dan terkadang dilakukan saat transaksi terjadi
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemrosesan online adalah proses pengolahan data dimana data yang ditransaksikan di proses secara langsung dan dilakukan saat dan setelah transaksi berlangsung.
Skema pemrosesan data dengan metode Online Processing


c.       Sistem Real Time
Menurut Margianti & Suryadi (1994) sistem real time adalah bentuk sistem khusus dari sistem pemrosesan online dimana proses transaksi dilakukan dalam real time (waktu sebenarnya) selagi transaksi berlangsung.
Suyanto (2005) mendefinisikan sistem real time sebagai pengolahan data yang berjalan secara paralel dengan proses fisik sehingga hasil pengolahan data tersebut muncul secara berurutan.
Rama & Jones (2008) mengemukakan definisi sistem real time sebagai pengolahan data dimana data dimasukkan ke dalam komputer segera setelah transaksi terjadi.
Hall (2007) mendefinisikan sistem real time sebagai pemrosesan yang dilakukan ketika kegiatan ekonomi terjadi dan semua record yang berkaitan dengan peristiwa diproses segera.
Menurut McLeod & Schell (2008) sistem real time merupakan suatu sistem lain yang mengendalikan sistem fisik dan mengharuskan komputer berespon cepat pada status sistem fisik
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem real time merupakan sebuah sistem yang bertugas mengendalikan sistem fisik dna mengharuskan dimana sistem komputer berespon cepat guna memperlancar semua proses masuknya data secara langsung ke dalam sistem tersebut.
Skema pemrosesan data dengan sistem real time 


Demikian penjelasan mengenai lingkup data dalam CBIS. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan dan pemilihan kata. Terima kasih sudah membaca. Wassalamu’alaikum wr.wb.





Daftar Pustaka:
Andrianto, Fatihuddin D., & Firmansyah, M.A., (2019). Manajemen Bank. Pasuruan: CV Penerbit Qiara Media.
Davis, G.B., (1999). The Blackwell Encyclopedic Dictionary of Management Information Systems, Volume 3. Massachusetts: John Wiley & Sons.
Hall, J.A., (2007). Sistem Informasi Akuntansi 1 (ed. 4) Koran. Alih Bahasa: Dewi Fitriasari & Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Hall, J.A., & Singleton, T., (2007). Audit dan Assurance Teknologi Informasi 1 (ed. 2). Alih Bahasa: Dewi Fitriasari & Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Haryanto, E.V., (2012). Sistem Operasi Konsep dan Teori. Yogyakarta: Andi.
Hutahean, J., (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Jubilee, E., (2015). Mengenal Java dan Database dengan NetBeans. Jakarta: Elex Media Computindo.
Kadir, A., (2002). Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta: Andi.
Kristanto, H., (1993). Konsep & Perancangan Database. Yogyakarta: Andi.
Kuswadi & Mutiara, E., (2004). Delta-8 Langkah&7 Alatstat. Jakarta: Elex Media Computindo.
Laudon K.C., & Laudon J.P. (2008). Sistem Informasi Manajemen 2 (ed.10). Alih Bahasa: Chrismawan Sungkono & Machmudin Eka P. Jakarta: Salemba.
http://lily.staff.gunadarma.ac.id/ diakses pada 6 November 2019
Margianti, E.S., & Suryadi, D., (1994). Seri Diktat Kuliah: Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Gunadarma.
McLeod, R., & Schell, G.P, (2001). Management Information Systems. New Jersey: Prentice Hall.
McLeod, R., & Schell, G.P, (2008). Sistem Informasi Manajemen (ed.10). Jakarta: Salemba Empat.
Mulyani, S., (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah: Notasi Pemodelan Unified Modeling Language (UML). Bandung: Abdi Matematika.
Nugroho, E., (1991). Pemrograman Komputer untuk SLTA. Yogyakarta: Andi.
Pamungkas, C.A., (2017). Pengantar dan Implementasi Basis Data. Yogyakarta: Deepublish.
Rama, D.V. & Jones F.L., (2008). Sistem Informasi Akuntansi 1, Edisi Ke Delapanbelas. Jakarta: Salemba Empat.
Rama, D.V. & Jones F.L., (2008). Sistem Informasi Akuntansi Buku 2, Alih Bahasa: M. Slamet Wibowo. Jakarta: Salemba Empat.
Shelly, C.V. (2007). Discovering Computers (ed. 3). Jakarta: Salemba Infotek.
Sianipar, R.H., (2015). Pemrograman Javascript: Teori dan Implementasi. Bandung: Informatika.
Sulianta, F., (2013). Komputer Forensik. Jakarta: Elex Media Computindo.
Suntoro, J., (2019). Data Mining: Algoritma dan Implementasi dengan Pemrograman PHP. Jakarta: Elex Media Computindo.
Supriyanto, W., & Muhsin, A., (2008). Teknologi Informasi Perpustakaan. Jakarta: Kanisius
Suyanto, M. (2005). Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Yanto, R., (2015). Manajemen Basis Data Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Deepublish.




Referensi Gambar:
http://ajibniakmal.blogspot.com/2015/08/hirarki-database.html
https://slideplayer.info/slide/3637999/
https://slideplayer.info/slide/2586304/
http://www.phintraco.com/pengertian-dan-pentingnya-data-center-di-dalam-infrastruktur-it/
https://www.computerhope.com/jargon/b/bit.htm
https://prezi.com/vqk39kekocja/bits-bytes-and-binary/
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Bits_and_Bytes.svg
https://fmhelp.filemaker.com/help/16/fmp/en/index.html#page/FMP_Help/adding-viewing-data.html
https://09nolsembilan.blogspot.com/2015/11/pengertian-field-dan-record.html
https://www.howtogeek.com/285297/how-to-reduce-the-size-of-your-outlook-data-file/
https://www.wpbeginner.com/glossary/database/