Selasa, 05 November 2019

#SIP LINGKUP DATA



Assalamu’alaikum wr.wb. Pada kesempatan kali ini, izinkan penulis untuk menjelaskan mengenai Lingkup Data pada CBIS. Sebelum membahas mengenai lingkup data pada CBIS penulis akan memberikan pengertian data terlebih dahulu.
Menurut Pamungkas (2017) data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian.
Supriyanto & Muhsin (2008) mendefinisikan data sebagai bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya.
Noersasongko & Andono (dalam Suntoro, 2019) mengatakan bahwa data adalah suatu fakta yang terekam namun tidak memiliki arti.
Davis (dalam Hutahean, 2015) mendefinisikan data sebagai bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal, dan sebagainya.
Menurut Kuswadi dan Mutiara (2004) data adalah sekumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan dapat berupa angka, lambang, atau sifat.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkab bahwa data adalah nilai dan bahan mentah bagi informasi yang dirumuskan sebagai angka, lambang atau sifat yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian yang diperoleh dari suatu pengamatan.
Lingkup data merupakan sebuah habitat di mana terdapat data untuk bisnis. Dalam lingkup data, pengguna memiliki alat untuk mengakses data. Pengguna melakukan semua tipe pekerjaan dan keperluan mereka bervariasi seperti menggali data (data mining), memodifikasi data, atau berusaha membuat data baru. Lingkup data dalam CBIS meliputi:

1.      Hirarki Data
Menurut Mulyani (2017) hirarki data adalah pengorganisasian data menjadi hirarki-hirarki atau tingkatan tertentu. Pengorganisasian ini bertujuan agar data dapat diatur dengan baik agar dapat menghasilkan informasi yang baik.
 
Contoh Hierarki Data
Data di organisasikan menjadi enam tingkatan, yaitu:
a.       Bit
Bit adalah unit terkecil dari data yang direpresentasikan dengan nilai 0 dan 1, dimana nilai 0 berarti nilai yang tidak mempunyai arus listrik dan nilai 1 adalah nilai yang memiliki arus listrik (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) bit adalah sistem binner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu nilai 0 dan 1. Sistem binner merupakan dasar yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan mesin yang merupakan serangkaian komponen elektronik dan hanya dapat membedakan dua macam keadaan, yaitu ada tegangan dan tidak ada tegangan yang masuk ke dalam rangkaian tersebut.
Sianipar (2015) mendefinisikan bit sebagai data dalam biner, basis 2, dengan dua simbol 0 atau 1.
Shelly (2007) memaparkan definisi bit sebagai unit data terkecil yang dapat diproses oleh komputer.
Menurut Suyanto (2005) bit atau binary digit adalah pembentuk data paling dasar yang dapat melakukan kombinasi dua macam yaitu 0 dan 1.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bit atau binary digit adalah sistem nilai yang terdiri atas dua macam kombinasi angka yaitu angka 0 dan 1. Kedua kombinasi tersebut dapat membedakan dua keadaan yaitu keadaan yang didalamnya terdapat tegangan dan yang tidak terdapat tegangan.
Contoh Bit

Bilangan Biner


b.      Byte
Btye adalah sekumpulan dari bit-bit yang membentuk suatu karakter (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) byte adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori. Byte merupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi delapan bit yang menyatakan sebuah karakter dalam dalam memori (1 byte = 1 karakter).
Shelly (2007) memaparkan definisi byte sebagai delapan bit yang dikelompokkan bersama dalam suatu unit.
Menurut Suyanto (2005) byte (character) adalah kumpulan dari kombinasi bit-bit (8 bit) yang merupakan unit data terkecil dalam storage dan memiliki alamat (address), kadangkala merupakan bagian dari word.
Nugroho (1991) mendefinisikan byte sebagai satuan memori dimana setiap byte bisa digunakan untuk menyimpan satu karakter string.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa byte adalah sekumpulan bit-bit yang berjumlah delapan yang merupakan unit data terkecil yang memiliki alamat.
Contoh dari byte



c.       Field (Elemen Data)
Field adalah sekelompok karakter yang membentuk sekelompok data atau angka (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) field adalah unit terkecil yang disebut suatu data, yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit yang bermakna.
Shelly (2007) memaparkan definisi field sebagai kombinasi dari satu karakter atau lebih yang saling terkait yang merupakan unit data terkecil yang dapat diakses oleh pengguna.
Menurut McLeod & Schell (2008) field adalah unit data terkecil yang mencerminkan data terkecil yang akan ditarik dari komputer disuatu waktu.
Kadir (2002) mendefinisikan field atau elemen data sebagai satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang lebih bermakna.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa field adalah unit data yang mencerminkan data terkecil yang terbentuk dari sekelompok karakter yang dapat ditarik dari komputer sewaktu-waktu.
Contoh dari Field


d.      Record
Record adalah sekumpulan field yang saling berhubungan (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) record adalah sekumpulan field yang saling berhubungan terhadap objek tertentu.
McLeod & Schell (2008) mendefinisikan record sebagai koleksi field-field data yang saling berhubungan.
Kadir (2002) mengungkapkan definisi record atau rekaman yaitu gabungan sejumlah elemen data atau field yang saling keterkaitan.
Menurut Rama & Jones (2008) record adalah seperangkat field yang saling berkaitan dari satu entitas.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa record adalah sekumpulan field yang saling berkaitan dari sebuah entitas.
Contoh dari Record


e.       File
File adalah sekumpulan record yang berhubungan dengan objek tertentu (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) file adalah sekumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu objek.
McLeod & Schell (2008) mendefinisikan file sebagai koleksi record-record yang saling berhubungan dan dapat diwakili oleh tabel-tabel.
Kadir (2002) mengemukakan definisi file atau berkas sebagai sebuah himpunan seluruh record atau rekaman yang bertipe sama yang berkaitan dengan sebuah objek.
Menurut Rama & Jones (2008) file adalah seperangkat record yang saling berkaitan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa file adalah himpunan dari berbagai macam record yang saling berhubungan dan berkaitan dengan suatu objek.
Contoh dari File


f.       Database
Database adalah sekumpulan data yang tersimpan dalam file-file (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2016) database adalah sekumpulan dari bermacam tipe record yang memiliki hubungan antar record.
McLeod & Schell (2008) mendefinisikan database sebagai sekumpulan file yang berada dibawah piranti lunak sistem manajemen basis data.
Menurut Jubilee (2015) database adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk menyimpan dan mengolah sekumpulan data.
Kristanto (1993) memaparkan definisi database sebagai kumpulan file-file yang saling berelasi yang ditunjukkan dengan kunci dari setiap file yang ada yang biasanya digunakan dalam satu lingkup perusahaan atau instansi.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa database adalah kumpulan dari berbagai macam record yang ditunjukkan dengan kunci dari setiap file yang sudah ada.
 
Contoh dari database

2.      Penyimpanan Sekunder
Sulianta (2013) menggolongknan penyimpanan sekunder atau secondary storage devices menjadi dua golongan, yaitu:
Contoh dari SASD: pita magnetik dan contoh dari DASD: piringan magnetik, Floppy Disk, Harddisk, dan CD-ROM

a.       SASD (Penyimpanan Berurutan)
Sulianta (2013) menggolongkan penyimpanan sekunder jenis ini sebagai penyimpanan sekunder yang proses baca tulis perangkat ini relative lambat karena dilakukan dengan modus akses berturut (sequence).
Menurut Suyanto (2005) mendefinisikan penyimpanan berurutan atau sequence storage organisasi atau penyusunan data di suatu medium penyimpanan yang terdiri dari satu catatan mengikuti satu catatan lain dalam suatu urutan tertentu.
Hall & Singleton (2007) mendefinisikan penyimpanan berurutan atau sequence storage sebagai penyimpanan dimana record dan file berada dalam lokasi penyimpanan yang berdekatan dengan dengan urutan tertentu (menaik atau menurun) berdasarkan kunci primernya.
Haryanto (2012) mengemukakan definisi penyimpanan berurutan sebagai metode akses informasi pada file yang diakses secara berurutan, satu record diakses setelah record yang lain.
Menurut Margianti & Suryadi (1994) penyimpanan berurutan adalah media penyimpanan untuk mengisikan catatan yang diatur dalam susunan tertentu. Catatan pertama harus diproses pertama kali, catatan kedua pada urutan kedua, dan seterusnya sampai file tersebut penuh.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyimpanan berurutan atau Sequence Access Devices Storage adalah media penyimpanan yang berisi catatan yang diatur dengan urutan tertentu dan posisinya saling mengikuti dan berdekatan.

b.      DASD (Penyimpanan Akses Langsung)
Sulianta (2013) menggolongkan penyimpanan sekunder jenis ini sebagai penyimpanan sekunder yang prosesnya lebih cepat dibandingkan SASD karena untuk mengambil data tertentu tidak perlu dicari dari awal berurutan. Terdiri dari: (1) Magnetic Disk: menggunakan medan magnet, contoh floppy disk (disket) dan hard disk dan (2) Optical Disk: menggunakan sinar laser, contoh: CD-ROM.
Menurut Suyanto (2005) mendefinisikan penyimpanan akses langsung direct access storage sebagai suatu organisasi atau penyusunan data di suatu medium penyimpanan yang memungkinkan catatan-catatan ditulis dan dibaca tanpa pencarian secara berurutan. Untuk mengaksesnya dilakukan dengan metode akses langsung (direct access)
Haryanto (2012) mengemukakan definisi penyimpanan langsung sebagai suatu metode akses file yang merupakan logical record dengan panjang tetap yang memungkinkan program untuk membaca (read) dan menulis (write) record dengan cepat tanpa urutan tertentu.
Menurut Margianti & Suryadi (1994) penyimpanan langsung sebagai mekanisme baca atau tulis dapat diarahkan ke record tertentu tanpa pencarian secara urut.
Davis (1999) adalah penyimpanan yang mendukung berbagai struktur akses fisik juga dapat mengakses semua akses penyimpanan tanpa mengakses file sebelumnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyimpanan langsung atau Direct Access Devices Storage adalah penyimpanan dimana proses pencarian catatan ditulis dan dibaca tanpa perlu melalui proses pencarian secara berurutan dengan cepat.



3.      Pemrosesan Data
a.       Pemrosesan Batch
Menurut Margianti & Suryadi (1994) pemrosesan batch adalah jenis pemrosesan data dimana data dijalankan secara terpisah dan dapat menggabungkan beberapa transaksi dan memprosesnya bersama-sama sebagai batch.
Hall (2007) mendefinisikan pemrosesan batch sebagai sekelompok transaksi yang serupa yang diakumulasi sepanjang waktu dan kemudian diproses bersama-sama.
Rama & Jones (2008) mengemukakan definisi pemrosesan batch sebagai pengakumulasian dokumen-dokumen kejadian dan penghitungan total kendali dengan bantuan mesin hitung dan alat lainnya.
Menurut Nugroho (dalam Andrianto, Fatihuddin, & Firmansyah, 2019) pemrosesan batch merupakan metode pemrosesan data dengan proses updating (pemutakhiran) yang dilakukan secara periodic dalam jangka waktu tertentu.
Suyanto (2005) mendefinisikan pemrosesan batch sebagai proses pengolahan data dimana data dikumpulkan dan dikelompokkan dalam kelompok yang agak besar sebelum dimasukkan sebagai input ke dalam komputer untuk periode tertentu kemudian baru dilakukan sistem pengolahan data yang klasik.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemrosesan batch adalah proses pengolahan data dimana sekelompok data dikumpulkan kemudian dijalanankan beberapa macam transaksi dan memprosesnya dalam jangka waktu tertentu.
Skema pemrosesan data dengan metode Batch Processing


b.      Pemrosesan Online
Menurut Margianti & Suryadi (1994) pemrosesan online adalah jenis pemrosesan data dimana data yang ditransaksikan diproses secara terpisah dan setiap transaksinya diproses secara lengkap selagi dalam penyimpanan primer.
Menurut Nugroho (dalam Andrianto, Fatihuddin, & Firmansyah, 2019) pemrosesan online adalah metode pemrosesan data dengan updating secara langsung segera setelah transaksi terjadi.
Suyanto (2005) mendefinisikan pemrosesan online sebagai pengolahan data yang dilaksanakan oleh peralatan yang secara langsung dikontrol oleh CPU.
Laudon & Laudon (2008) mendefinisikan pemrosesan online sebagai metode untuk mengumpulkan dan memproses data transaksi yang langsung dimasukkan ke dalam sistem komputer dan diproses segera.
Menurut McLeod & Schell (2001) pemrosesan online merupakan pengolahan data yang dilakukan per transaksi dan terkadang dilakukan saat transaksi terjadi
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemrosesan online adalah proses pengolahan data dimana data yang ditransaksikan di proses secara langsung dan dilakukan saat dan setelah transaksi berlangsung.
Skema pemrosesan data dengan metode Online Processing


c.       Sistem Real Time
Menurut Margianti & Suryadi (1994) sistem real time adalah bentuk sistem khusus dari sistem pemrosesan online dimana proses transaksi dilakukan dalam real time (waktu sebenarnya) selagi transaksi berlangsung.
Suyanto (2005) mendefinisikan sistem real time sebagai pengolahan data yang berjalan secara paralel dengan proses fisik sehingga hasil pengolahan data tersebut muncul secara berurutan.
Rama & Jones (2008) mengemukakan definisi sistem real time sebagai pengolahan data dimana data dimasukkan ke dalam komputer segera setelah transaksi terjadi.
Hall (2007) mendefinisikan sistem real time sebagai pemrosesan yang dilakukan ketika kegiatan ekonomi terjadi dan semua record yang berkaitan dengan peristiwa diproses segera.
Menurut McLeod & Schell (2008) sistem real time merupakan suatu sistem lain yang mengendalikan sistem fisik dan mengharuskan komputer berespon cepat pada status sistem fisik
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem real time merupakan sebuah sistem yang bertugas mengendalikan sistem fisik dna mengharuskan dimana sistem komputer berespon cepat guna memperlancar semua proses masuknya data secara langsung ke dalam sistem tersebut.
Skema pemrosesan data dengan sistem real time 


Demikian penjelasan mengenai lingkup data dalam CBIS. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan dan pemilihan kata. Terima kasih sudah membaca. Wassalamu’alaikum wr.wb.





Daftar Pustaka:
Andrianto, Fatihuddin D., & Firmansyah, M.A., (2019). Manajemen Bank. Pasuruan: CV Penerbit Qiara Media.
Davis, G.B., (1999). The Blackwell Encyclopedic Dictionary of Management Information Systems, Volume 3. Massachusetts: John Wiley & Sons.
Hall, J.A., (2007). Sistem Informasi Akuntansi 1 (ed. 4) Koran. Alih Bahasa: Dewi Fitriasari & Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Hall, J.A., & Singleton, T., (2007). Audit dan Assurance Teknologi Informasi 1 (ed. 2). Alih Bahasa: Dewi Fitriasari & Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Haryanto, E.V., (2012). Sistem Operasi Konsep dan Teori. Yogyakarta: Andi.
Hutahean, J., (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Jubilee, E., (2015). Mengenal Java dan Database dengan NetBeans. Jakarta: Elex Media Computindo.
Kadir, A., (2002). Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta: Andi.
Kristanto, H., (1993). Konsep & Perancangan Database. Yogyakarta: Andi.
Kuswadi & Mutiara, E., (2004). Delta-8 Langkah&7 Alatstat. Jakarta: Elex Media Computindo.
Laudon K.C., & Laudon J.P. (2008). Sistem Informasi Manajemen 2 (ed.10). Alih Bahasa: Chrismawan Sungkono & Machmudin Eka P. Jakarta: Salemba.
http://lily.staff.gunadarma.ac.id/ diakses pada 6 November 2019
Margianti, E.S., & Suryadi, D., (1994). Seri Diktat Kuliah: Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Gunadarma.
McLeod, R., & Schell, G.P, (2001). Management Information Systems. New Jersey: Prentice Hall.
McLeod, R., & Schell, G.P, (2008). Sistem Informasi Manajemen (ed.10). Jakarta: Salemba Empat.
Mulyani, S., (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah: Notasi Pemodelan Unified Modeling Language (UML). Bandung: Abdi Matematika.
Nugroho, E., (1991). Pemrograman Komputer untuk SLTA. Yogyakarta: Andi.
Pamungkas, C.A., (2017). Pengantar dan Implementasi Basis Data. Yogyakarta: Deepublish.
Rama, D.V. & Jones F.L., (2008). Sistem Informasi Akuntansi 1, Edisi Ke Delapanbelas. Jakarta: Salemba Empat.
Rama, D.V. & Jones F.L., (2008). Sistem Informasi Akuntansi Buku 2, Alih Bahasa: M. Slamet Wibowo. Jakarta: Salemba Empat.
Shelly, C.V. (2007). Discovering Computers (ed. 3). Jakarta: Salemba Infotek.
Sianipar, R.H., (2015). Pemrograman Javascript: Teori dan Implementasi. Bandung: Informatika.
Sulianta, F., (2013). Komputer Forensik. Jakarta: Elex Media Computindo.
Suntoro, J., (2019). Data Mining: Algoritma dan Implementasi dengan Pemrograman PHP. Jakarta: Elex Media Computindo.
Supriyanto, W., & Muhsin, A., (2008). Teknologi Informasi Perpustakaan. Jakarta: Kanisius
Suyanto, M. (2005). Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Yanto, R., (2015). Manajemen Basis Data Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Deepublish.




Referensi Gambar:
http://ajibniakmal.blogspot.com/2015/08/hirarki-database.html
https://slideplayer.info/slide/3637999/
https://slideplayer.info/slide/2586304/
http://www.phintraco.com/pengertian-dan-pentingnya-data-center-di-dalam-infrastruktur-it/
https://www.computerhope.com/jargon/b/bit.htm
https://prezi.com/vqk39kekocja/bits-bytes-and-binary/
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Bits_and_Bytes.svg
https://fmhelp.filemaker.com/help/16/fmp/en/index.html#page/FMP_Help/adding-viewing-data.html
https://09nolsembilan.blogspot.com/2015/11/pengertian-field-dan-record.html
https://www.howtogeek.com/285297/how-to-reduce-the-size-of-your-outlook-data-file/
https://www.wpbeginner.com/glossary/database/

#SIP EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER


#SIP EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Assalamu’alaikum wr.wb. Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk menjelaskan sedikit mengenai Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer. Usaha awal untuk menerapkan komputer dalam bidang bisnis terfokus pada data. Kemudian, muncul penekanan informasi dan pendukung-pendukung. Sekarang, komunikasi dan konsultan mendapat perhatian paling besar (Suryana, 2012). Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer dibagi menjadi beberapa fokus, yaitu:

1.      Fokus Data (SIA/EDP)
Pada awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan digunakan nama Electronic Data Processing (EDP) yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling dasar dalam setiap perusahaan. sekarang kita menggunakan istilah sistem informasi akuntansi untuk menggantikan Electronic Data Processing. (Meiryani, 2019)
Menurut Suprihatin (2014) Sistem informasi akuntansi merupakan sebuah sistem yang melaksanakan akuntansi perusahaan, aplikasi ini ditandai dengan pengolahan data yang tinggi yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi serta menyediakan informasi bagi pemakai didalam maupun diluar perusahaan.
Rama & Jones (2008) memaparkan definisi sistem informasi akuntansi adalah sebuah subsistem yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan dan menelusuri sejumlah besar informasi mengenai pesanan penjualan, penjualan dalam satuan unit dan mata uang, penagihan kas, pesanan pembelian, penerimaan barang, pembayaran gaji, dan jam kerja.
Mahatmyo (2014) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai sekelompok struktur dalam sebuah entitas yang mengelola sumber daya fisik dan sumber daya lain untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi agar dapat memenuhi kebutuhan informasi berbagai pihak
Menurut Moscove & Simkin (dalam Fauzi, 2017) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklarifikasikan, memproses, menganalisis, mengomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak perusahaan.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpukan bahwa pada awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan digunakan nama Electronic Data Processing (EDP) atau yang sekarang dikenal dengan Sistem Informasi Akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang menyediakan informasi akuntansi dan mengelola data ekonomi menjadi informasi yang dapat digunakan oleh berbagai pihak baik pihak luar maupun pihak perusahaan.
Model Sistem Informasi Akuntansi


2.      Fokus Informasi (SIM)
Konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen (Meiryani, 2019)
Menurut Leod (dalam Suprihatin, 2014) Sistem Infomasi Manajemen adalah sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi pemakai dengan kebutuhan yang serupa.
Menurut Davis (dalam Suprihatin, 2014) sistem informasi manajemen adalah integrasi manusia/mesin guna menyediakan informasi untuk mendukung fungsi operasional manajemen&pengambilan keputusan pada suatu organisasi.
Rama & Jones (2008) memaparkan definisi sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem yang menangkap data tentang suatu organisasi, menyimpan dan memelihara data, serta menyediakan informasi yang berguna bagi manajemen.
Gaol (2008) mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai sebuah sistem yang memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dalam rangka pengambilan keputusan.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai diperkenalkan pada tahun 1964. Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem berbasis komputer yang berguna untuk menyediakan berbagai informasi untuk memberikan dukungan informasi dalam rangka pengambilan keputusan.
Model Sistem Informasi Manajemen


3.      Fokus pada Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem informasi manajemen terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan baru dengan nama Decision Support Systems (DSS), yaitu sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer (Meiryani, 2019).
Suprihatin (2014) memaparkan definisi sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem komputer yang interaktif yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
Diana (2018) mendefinisikan sistem pendukung keputusan atau biasa disebut Decision Support System (DSS) sebagai sistem informasi atau model analisis yang dirancang untuk para pengambil keputusan dan para profesional agar mendapat informasi yang akurat.
McLeod & Schell (2008) mengungkapkan definisi sistem pendukung pengambilan keputusan atau Decision Support System adalah suatu sistem yang membantu seorang manajer atau sekelompok kecil manajer untuk memecahkan suatu masalah.
Bonzcek, dkk (dalam Nofriansyah, 2015) mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan, dan sistem pemrosesan masalah.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan baru dengan nama Sistem Pendukung Keputusan atau biasa disebut dengan Decision Support Systems (DSS). Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support Systems (DSS) adalah sebuah sistem komputer interaktif  yang dibentuk dan dirancang untuk membuat keputusan dan memecahkan suatu masalah yang terdiri atas tiga komponen yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan, dan sistem pemrosesan masalah.
Model Decision Support System


4.      Fokus pada Komunikasi (Otomatisasi Kantor)
Penerapan OA (Office Automation) untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan alat-alat elektronik (Meiryani, 2019).
Menurut Suprihatin (2014) OA atau Office Automation adalah semua sistem elektronik formal & informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informal ke dan dari orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan.
McLeod & Schell (2008) mengungkapkan definisi otomatisasi kantor atau Office Automation adalah seluruh sistem elektronik formal maupun informal yang terutama berhubungan dengan komunikasi informasi dari dan ke orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan.
Hall & Singleton (2007) mendefinisikan otomatisasi kantor atau Office Automation adalah sistem komputer yang meningkatkan produktivitas para pekerja kantor meliputi pengolahan data, sistem manajemen basis data, program spreadsheet, serta sistem desktop building.
Menurut Ranatarisza & Noor (2013), otomatisasi kantor atau Office Automation adalah sebuah sistem yang terdiri dari penggunaan teknologi elektronik di dalam kantor atau di tempat kerja yang mencakup teknologi berbasis komputer yang memungkinkan pemrosesan berbagai dokumen dan pesan-pesan elektronik.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa otomatisasi kantor atau Office Automation adalah sebuah sistem komputer yang bersifat elektronik formal maupun informal yang berkaitan dengan komunikasi dari orang-orang di luar maupun di dalam perusahan dan pemrosesan berbagai dokumen dan pesan elektronik guna meningkatkan  produktivitas pekerja.
Model Otomatisasi Kantor


5.      Fokus Konsultasi (Sistem Pakar)
Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian logis yang sama seperti manusia (Meiryani, 2019).
Rosnelly (2012) mendefinisikan sistem pakar sebagai sistem komputer yang meniru semua aspek (emulates) pengambilan keputusan (decision making) seorang pakar.
Menurut Suprihatin (2014) sistem pakar adalah program komputer yang berfungsi seperti manusia yaitu memberi konsultasi kepada pemakai mengenai cara pemecahan masalah.
Wang et al (dalam Ramadhan & Pane, 2018) mengemukakan definisi sistem pakar sebagai bagian yang terdapat kecerdasan buatan yang diperuntukkan dalam pendiagnosaan kerusakan sistem dan sebagai solusi permasalahan.
Hayadi (2018) memaparkan definisi sistem pakar atau Expert System yang biasa dikenal dengan istilah Knowledge Based System sebagai suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan dalam bidang yang spesifik.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pakar atau Expert System atau biasa dikenal dengan Knowledge Based System merupakan ide dasar dari AI yaitu komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian logis yang sama seperti manusia. Sistem pakar yaitu suatu aplikasi dan program komputer yang didalamnya terdapat kecerdasan buatan yang melaksanakan fungsinya selayaknya manusia dalam hal meniru semua aspek (emulates) pengambilan keputusan (decision making) dan pendiagnosaan kerusakan sistem serta sebagai solusi permasalahan.
 .
Model dari Sistem Pakar

 Demikian penjelasan informasi dan beserta contoh model dari beberapa fokus evolusi sistem informasi berbasis komputer. Mohon maaf atas kesalahan dalam penyusunan dan penulisan. Wassalamu'alaikum wr.wb.







Daftar Pustaka
Diana (2018). Metode Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Deepublish.
Fauzi, R.A., (2017). Sistem Informasi Akuntansi (Berbasis Akuntansi). Yogyakarta: Deepublish.
Gaol, C.J.L., (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Hall, J.A., & Singleton, T., (2007). Audit dan Assurance Teknologi Informasi 1 (ed. 2). Alih Bahasa: Dewi Fitriasari & Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Hayadi, B.H., (2018). Sistem Pakar. Yogyakarta: Deepublish.
Mahatmyo, A., (2014). Sistem Informasi Akuntansi: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Deepublish.
McLeod, R., & Schell, G.P, (2008). Sistem Informasi Manajemen (ed.10). Jakarta: Salemba Empat.
Meiryani, (2019). Memahami Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer. https://accounting.binus.ac.id/2019/06/10/memahami-evolusi-sistem-informasi-berbasis-komputer/ diakses pada 5 November 2019.
Nofriansyah, D., (2015). Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Deepublish.
Rama, D.V. & Jones F.L., (2008). Sistem Informasi Akuntansi 1, Edisi Ke Delapanbelas. Jakarta: Salemba Empat.
Ramadhan, P.S, & Pane, U.F.S., (2018). Mengenal Metode Sistem Pakar. Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia.
Ranatarisza, M.M., & Noor, M.A., (2013). Sistem Informasi Akuntansi pada Aplikasi Administrasi Bisnis. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Rosnelly, R., (2012). Sistem Pakar: Konsep dan Teori. Yogyakarta: Andi.
Suprihatin, W. (2014). Evolusi dan Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Komputer. http://ayu_ws.staff.gunadarma.ac.id diakses pada 5 November 2019
Suryana D., (2012). Sistem Teknologi Informasi Jilid 2. Createspace Independent Publishing Platform: California.

 Referensi Gambar: