Assalamu’alaikum
wr.wb. Pada kesempatan kali ini, izinkan penulis untuk menjelaskan mengenai
Lingkup Data pada CBIS. Sebelum membahas mengenai lingkup data pada CBIS
penulis akan memberikan pengertian data terlebih dahulu.
Menurut Pamungkas
(2017) data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau
kejadian.
Supriyanto &
Muhsin (2008) mendefinisikan data sebagai bahan baku informasi, dapat
didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas,
fakta, tindakan, benda, dan sebagainya.
Noersasongko &
Andono (dalam Suntoro, 2019) mengatakan bahwa data adalah suatu fakta yang
terekam namun tidak memiliki arti.
Davis (dalam
Hutahean, 2015) mendefinisikan data sebagai bahan mentah bagi informasi, dirumuskan
sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah-jumlah,
tindakan-tindakan, hal-hal, dan sebagainya.
Menurut Kuswadi
dan Mutiara (2004) data adalah sekumpulan informasi yang diperoleh dari suatu
pengamatan dapat berupa angka, lambang, atau sifat.
Dari beberapa
definisi diatas dapat disimpulkab bahwa data adalah nilai dan bahan mentah bagi
informasi yang dirumuskan sebagai angka, lambang atau sifat yang
merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian yang diperoleh dari
suatu pengamatan.
Lingkup data
merupakan sebuah habitat di mana terdapat data untuk bisnis. Dalam lingkup
data, pengguna memiliki alat untuk mengakses data. Pengguna melakukan semua
tipe pekerjaan dan keperluan mereka bervariasi seperti menggali data (data
mining), memodifikasi data, atau berusaha membuat data baru. Lingkup data dalam
CBIS meliputi:
1. Hirarki Data
Menurut
Mulyani (2017) hirarki data adalah pengorganisasian data menjadi hirarki-hirarki
atau tingkatan tertentu. Pengorganisasian ini bertujuan agar data dapat diatur
dengan baik agar dapat menghasilkan informasi yang baik.
Data
di organisasikan menjadi enam tingkatan, yaitu:
a.
Bit
Bit adalah unit terkecil
dari data yang direpresentasikan dengan nilai 0 dan 1, dimana nilai 0 berarti
nilai yang tidak mempunyai arus listrik dan nilai 1 adalah nilai yang memiliki
arus listrik (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) bit
adalah sistem binner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu nilai 0 dan 1. Sistem
binner merupakan dasar yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan
mesin yang merupakan serangkaian komponen elektronik dan hanya dapat membedakan
dua macam keadaan, yaitu ada tegangan dan tidak ada tegangan yang masuk ke
dalam rangkaian tersebut.
Sianipar (2015)
mendefinisikan bit sebagai data dalam biner, basis 2, dengan dua simbol 0 atau
1.
Shelly (2007) memaparkan
definisi bit sebagai unit data terkecil yang dapat diproses oleh komputer.
Menurut Suyanto (2005)
bit atau binary digit adalah
pembentuk data paling dasar yang dapat melakukan kombinasi dua macam yaitu 0
dan 1.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa bit atau binary
digit adalah sistem nilai yang terdiri atas dua macam kombinasi angka yaitu
angka 0 dan 1. Kedua kombinasi tersebut dapat membedakan dua keadaan yaitu keadaan
yang didalamnya terdapat tegangan dan yang tidak terdapat tegangan.
Contoh Bit |
Bilangan Biner |
b.
Byte
Btye adalah sekumpulan dari bit-bit yang membentuk suatu karakter
(Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) byte adalah bagian terkecil yang dialamatkan
dalam memori. Byte merupakan
sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi delapan bit yang
menyatakan sebuah karakter dalam dalam memori (1 byte = 1 karakter).
Shelly (2007) memaparkan
definisi byte sebagai delapan bit
yang dikelompokkan bersama dalam suatu unit.
Menurut Suyanto (2005) byte (character) adalah kumpulan dari kombinasi bit-bit (8 bit) yang
merupakan unit data terkecil dalam storage
dan memiliki alamat (address),
kadangkala merupakan bagian dari word.
Nugroho (1991)
mendefinisikan byte sebagai satuan
memori dimana setiap byte bisa
digunakan untuk menyimpan satu karakter string.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa byte adalah
sekumpulan bit-bit yang berjumlah delapan yang merupakan unit data terkecil
yang memiliki alamat.
Contoh dari byte |
c.
Field
(Elemen Data)
Field adalah sekelompok karakter yang membentuk sekelompok
data atau angka (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) field adalah unit terkecil yang disebut
suatu data, yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit yang bermakna.
Shelly (2007) memaparkan
definisi field sebagai kombinasi dari
satu karakter atau lebih yang saling terkait yang merupakan unit data terkecil
yang dapat diakses oleh pengguna.
Menurut McLeod &
Schell (2008) field adalah unit data
terkecil yang mencerminkan data terkecil yang akan ditarik dari komputer disuatu
waktu.
Kadir (2002)
mendefinisikan field atau elemen data
sebagai satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain
yang lebih bermakna.
Dari definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa field adalah
unit data yang mencerminkan data terkecil yang terbentuk dari sekelompok
karakter yang dapat ditarik dari komputer sewaktu-waktu.
Contoh dari Field |
d.
Record
Record adalah sekumpulan field
yang saling berhubungan (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) record adalah sekumpulan field yang
saling berhubungan terhadap objek tertentu.
McLeod & Schell (2008)
mendefinisikan record sebagai koleksi
field-field data yang saling
berhubungan.
Kadir (2002)
mengungkapkan definisi record atau
rekaman yaitu gabungan sejumlah elemen data atau field yang saling keterkaitan.
Menurut Rama & Jones
(2008) record adalah seperangkat field yang saling berkaitan dari satu
entitas.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa record adalah sekumpulan field yang saling berkaitan dari sebuah entitas.
Contoh dari Record |
e.
File
File adalah sekumpulan record
yang berhubungan dengan objek tertentu (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2015) file adalah sekumpulan rekaman data yang
berkaitan dengan suatu objek.
McLeod & Schell (2008)
mendefinisikan file sebagai koleksi record-record yang saling berhubungan
dan dapat diwakili oleh tabel-tabel.
Kadir (2002) mengemukakan
definisi file atau berkas sebagai sebuah
himpunan seluruh record atau rekaman
yang bertipe sama yang berkaitan dengan sebuah objek.
Menurut Rama & Jones
(2008) file adalah seperangkat record yang saling berkaitan.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa file adalah himpunan dari berbagai macam record yang saling berhubungan dan
berkaitan dengan suatu objek.
Contoh dari File |
f.
Database
Database
adalah sekumpulan data yang tersimpan
dalam file-file (Mulyani, 2017).
Menurut Yanto (2016)
database adalah sekumpulan dari bermacam tipe record yang memiliki hubungan antar record.
McLeod & Schell (2008)
mendefinisikan database sebagai sekumpulan
file yang berada dibawah piranti lunak sistem manajemen basis data.
Menurut Jubilee (2015) database adalah sebuah sistem yang
berfungsi untuk menyimpan dan mengolah sekumpulan data.
Kristanto (1993)
memaparkan definisi database sebagai
kumpulan file-file yang saling berelasi yang ditunjukkan dengan kunci dari
setiap file yang ada yang biasanya digunakan dalam satu lingkup perusahaan atau
instansi.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa database adalah
kumpulan dari berbagai macam record
yang ditunjukkan dengan kunci dari setiap file
yang sudah ada.
2. Penyimpanan Sekunder
Sulianta (2013) menggolongknan penyimpanan sekunder
atau secondary storage devices
menjadi dua golongan, yaitu:
Contoh dari SASD: pita magnetik dan contoh dari DASD: piringan magnetik, Floppy Disk, Harddisk, dan CD-ROM |
a.
SASD (Penyimpanan
Berurutan)
Sulianta (2013)
menggolongkan penyimpanan sekunder jenis ini sebagai penyimpanan sekunder yang
proses baca tulis perangkat ini relative lambat karena dilakukan dengan modus
akses berturut (sequence).
Menurut Suyanto (2005)
mendefinisikan penyimpanan berurutan atau sequence
storage organisasi atau penyusunan data di suatu medium penyimpanan yang
terdiri dari satu catatan mengikuti satu catatan lain dalam suatu urutan
tertentu.
Hall & Singleton
(2007) mendefinisikan penyimpanan berurutan atau sequence storage sebagai penyimpanan dimana record dan file berada
dalam lokasi penyimpanan yang berdekatan dengan dengan urutan tertentu (menaik
atau menurun) berdasarkan kunci primernya.
Haryanto (2012)
mengemukakan definisi penyimpanan berurutan sebagai metode akses informasi pada
file yang diakses secara berurutan,
satu record diakses setelah record yang lain.
Menurut Margianti &
Suryadi (1994) penyimpanan berurutan adalah media penyimpanan untuk mengisikan
catatan yang diatur dalam susunan tertentu. Catatan pertama harus diproses
pertama kali, catatan kedua pada urutan kedua, dan seterusnya sampai file
tersebut penuh.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa penyimpanan berurutan atau Sequence Access Devices Storage adalah media penyimpanan yang
berisi catatan yang diatur dengan urutan tertentu dan posisinya saling
mengikuti dan berdekatan.
b.
DASD (Penyimpanan
Akses Langsung)
Sulianta
(2013) menggolongkan penyimpanan sekunder jenis ini sebagai penyimpanan
sekunder yang prosesnya lebih cepat dibandingkan SASD karena untuk mengambil
data tertentu tidak perlu dicari dari awal berurutan. Terdiri dari: (1) Magnetic Disk: menggunakan medan magnet,
contoh floppy disk (disket) dan hard disk dan (2) Optical Disk: menggunakan sinar laser, contoh: CD-ROM.
Menurut Suyanto (2005)
mendefinisikan penyimpanan akses langsung direct
access storage sebagai suatu organisasi atau penyusunan data di suatu
medium penyimpanan yang memungkinkan catatan-catatan ditulis dan dibaca tanpa
pencarian secara berurutan. Untuk mengaksesnya dilakukan dengan metode akses
langsung (direct access)
Haryanto (2012)
mengemukakan definisi penyimpanan langsung sebagai suatu metode akses file yang merupakan logical record dengan panjang tetap yang memungkinkan program untuk
membaca (read) dan menulis (write) record dengan cepat tanpa urutan tertentu.
Menurut Margianti &
Suryadi (1994) penyimpanan langsung sebagai mekanisme baca atau tulis dapat
diarahkan ke record tertentu tanpa
pencarian secara urut.
Davis (1999) adalah
penyimpanan yang mendukung berbagai struktur akses fisik juga dapat mengakses
semua akses penyimpanan tanpa mengakses file sebelumnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa penyimpanan langsung atau Direct
Access Devices Storage adalah penyimpanan dimana proses pencarian catatan
ditulis dan dibaca tanpa perlu melalui proses pencarian secara berurutan dengan
cepat.
3. Pemrosesan Data
a.
Pemrosesan Batch
Menurut Margianti &
Suryadi (1994) pemrosesan batch
adalah jenis pemrosesan data dimana data dijalankan secara terpisah dan dapat menggabungkan
beberapa transaksi dan memprosesnya bersama-sama sebagai batch.
Hall (2007)
mendefinisikan pemrosesan batch
sebagai sekelompok transaksi yang serupa yang diakumulasi sepanjang waktu dan
kemudian diproses bersama-sama.
Rama & Jones (2008)
mengemukakan definisi pemrosesan batch
sebagai pengakumulasian dokumen-dokumen kejadian dan penghitungan total kendali
dengan bantuan mesin hitung dan alat lainnya.
Menurut Nugroho (dalam
Andrianto, Fatihuddin, & Firmansyah, 2019) pemrosesan batch merupakan metode pemrosesan data dengan proses updating (pemutakhiran) yang dilakukan
secara periodic dalam jangka waktu tertentu.
Suyanto (2005)
mendefinisikan pemrosesan batch
sebagai proses pengolahan data dimana data dikumpulkan dan dikelompokkan dalam
kelompok yang agak besar sebelum dimasukkan sebagai input ke dalam komputer untuk
periode tertentu kemudian baru dilakukan sistem pengolahan data yang klasik.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa pemrosesan batch
adalah proses pengolahan data dimana sekelompok data dikumpulkan kemudian
dijalanankan beberapa macam transaksi dan memprosesnya dalam jangka waktu
tertentu.
Skema pemrosesan data dengan metode Batch Processing |
b.
Pemrosesan Online
Menurut Margianti &
Suryadi (1994) pemrosesan online adalah
jenis pemrosesan data dimana data yang ditransaksikan diproses secara terpisah
dan setiap transaksinya diproses secara lengkap selagi dalam penyimpanan
primer.
Menurut Nugroho (dalam
Andrianto, Fatihuddin, & Firmansyah, 2019) pemrosesan online adalah metode pemrosesan data dengan updating secara langsung segera setelah transaksi terjadi.
Suyanto (2005)
mendefinisikan pemrosesan online
sebagai pengolahan data yang dilaksanakan oleh peralatan yang secara langsung
dikontrol oleh CPU.
Laudon & Laudon
(2008) mendefinisikan pemrosesan online
sebagai metode untuk mengumpulkan dan memproses data transaksi yang langsung
dimasukkan ke dalam sistem komputer dan diproses segera.
Menurut McLeod &
Schell (2001) pemrosesan online
merupakan pengolahan data yang dilakukan per transaksi dan terkadang dilakukan saat
transaksi terjadi
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa pemrosesan online
adalah proses pengolahan data dimana data yang ditransaksikan di proses
secara langsung dan dilakukan saat dan setelah transaksi berlangsung.
Skema pemrosesan data dengan metode Online Processing |
c.
Sistem Real Time
Menurut Margianti &
Suryadi (1994) sistem real time
adalah bentuk sistem khusus dari sistem pemrosesan online dimana proses
transaksi dilakukan dalam real time
(waktu sebenarnya) selagi transaksi berlangsung.
Suyanto (2005)
mendefinisikan sistem real time
sebagai pengolahan data yang berjalan secara paralel dengan proses fisik
sehingga hasil pengolahan data tersebut muncul secara berurutan.
Rama & Jones (2008)
mengemukakan definisi sistem real time
sebagai pengolahan data dimana data dimasukkan ke dalam komputer segera setelah
transaksi terjadi.
Hall (2007)
mendefinisikan sistem real time
sebagai pemrosesan yang dilakukan ketika kegiatan ekonomi terjadi dan semua
record yang berkaitan dengan peristiwa diproses segera.
Menurut McLeod &
Schell (2008) sistem real time
merupakan suatu sistem lain yang mengendalikan sistem fisik dan mengharuskan
komputer berespon cepat pada status sistem fisik
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa sistem real time merupakan
sebuah sistem yang bertugas mengendalikan sistem fisik dna mengharuskan dimana
sistem komputer berespon cepat guna memperlancar semua proses masuknya data
secara langsung ke dalam sistem tersebut.
Skema pemrosesan data dengan sistem real time |
Demikian
penjelasan mengenai lingkup data dalam CBIS. Mohon maaf bila ada kesalahan
dalam penulisan dan pemilihan kata. Terima kasih sudah membaca. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Daftar
Pustaka:
Andrianto, Fatihuddin D.,
& Firmansyah, M.A., (2019). Manajemen
Bank. Pasuruan: CV Penerbit Qiara Media.
Davis, G.B., (1999). The Blackwell Encyclopedic Dictionary of
Management Information Systems, Volume 3. Massachusetts: John Wiley &
Sons.
Hall, J.A., (2007). Sistem Informasi Akuntansi 1 (ed. 4) Koran.
Alih Bahasa: Dewi Fitriasari & Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Hall, J.A., &
Singleton, T., (2007). Audit dan
Assurance Teknologi Informasi 1 (ed. 2). Alih Bahasa: Dewi Fitriasari &
Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Haryanto, E.V., (2012). Sistem Operasi Konsep dan Teori.
Yogyakarta: Andi.
Hutahean, J., (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta:
Deepublish.
Jubilee, E., (2015). Mengenal Java dan Database dengan NetBeans. Jakarta:
Elex Media Computindo.
Kadir, A., (2002). Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta:
Andi.
Kristanto, H., (1993). Konsep & Perancangan Database. Yogyakarta:
Andi.
Kuswadi & Mutiara,
E., (2004). Delta-8 Langkah&7
Alatstat. Jakarta: Elex Media Computindo.
Laudon K.C., & Laudon
J.P. (2008). Sistem Informasi Manajemen 2
(ed.10). Alih Bahasa: Chrismawan Sungkono & Machmudin Eka P. Jakarta:
Salemba.
http://lily.staff.gunadarma.ac.id/ diakses pada 6 November 2019
Margianti, E.S., &
Suryadi, D., (1994). Seri Diktat Kuliah:
Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Gunadarma.
McLeod, R., & Schell,
G.P, (2001). Management Information
Systems. New Jersey: Prentice Hall.
McLeod, R., & Schell,
G.P, (2008). Sistem Informasi Manajemen
(ed.10). Jakarta: Salemba Empat.
Mulyani, S., (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Keuangan Daerah: Notasi Pemodelan Unified Modeling Language (UML). Bandung:
Abdi Matematika.
Nugroho,
E., (1991). Pemrograman Komputer untuk
SLTA. Yogyakarta: Andi.
Pamungkas,
C.A., (2017). Pengantar dan Implementasi
Basis Data. Yogyakarta: Deepublish.
Rama,
D.V. & Jones F.L., (2008). Sistem
Informasi Akuntansi 1, Edisi Ke Delapanbelas. Jakarta: Salemba Empat.
Rama,
D.V. & Jones F.L., (2008). Sistem
Informasi Akuntansi Buku 2, Alih Bahasa: M. Slamet Wibowo. Jakarta: Salemba
Empat.
Shelly,
C.V. (2007). Discovering Computers (ed.
3). Jakarta: Salemba Infotek.
Sianipar,
R.H., (2015). Pemrograman Javascript:
Teori dan Implementasi. Bandung: Informatika.
Sulianta,
F., (2013). Komputer Forensik. Jakarta:
Elex Media Computindo.
Suntoro,
J., (2019). Data Mining: Algoritma dan
Implementasi dengan Pemrograman PHP. Jakarta: Elex Media Computindo.
Supriyanto,
W., & Muhsin, A., (2008). Teknologi
Informasi Perpustakaan. Jakarta: Kanisius
Suyanto,
M. (2005). Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Yanto,
R., (2015). Manajemen Basis Data
Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Deepublish.
Referensi Gambar:
http://ajibniakmal.blogspot.com/2015/08/hirarki-database.html
https://slideplayer.info/slide/3637999/
https://slideplayer.info/slide/2586304/
http://www.phintraco.com/pengertian-dan-pentingnya-data-center-di-dalam-infrastruktur-it/
https://www.computerhope.com/jargon/b/bit.htm
https://prezi.com/vqk39kekocja/bits-bytes-and-binary/
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Bits_and_Bytes.svg
https://fmhelp.filemaker.com/help/16/fmp/en/index.html#page/FMP_Help/adding-viewing-data.html
https://09nolsembilan.blogspot.com/2015/11/pengertian-field-dan-record.html
https://www.howtogeek.com/285297/how-to-reduce-the-size-of-your-outlook-data-file/
https://www.wpbeginner.com/glossary/database/