Selasa, 30 Mei 2017

Diagram Venn

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
            Pada kesempatan kali ini izinkan saya untuk menjelaskan mengenai diagram venn. Diagram venn ini erat kaitannya dengan himpunan. Untuk memahami secara mendalam apa itu diagram venn, kita harus memahami dulu apa itu himpunan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar atau menggunakan istilah-istilah kelompok, kumpulan, kelasm atau gugus untuk mengungkapkan suatu kumpulan objek atau benda tertentu, misalnya:
·         Kumpulan hewan bertulang belakang (vertebrata)
·         Kumpulan hewan berkaki empat
·         Kelompok tanaman hias
·         Kumpulan mahasiswi di kelas yang memakai hijab
·         Kumpulan mahasiswa di kelas yang tingginya diatas 160 cm

Istilah kelompok, kumpulan, kelas, maupun gugus dalam matematika dikenal dengan istilah himpunan. Konsep tentang himpunan pertama kali dperkenalkan oleh seorang matematikawan asal Jerman bernama Georg Cantor (1845-1918). 
Georg Cantor
Jadi, himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan tersebut. Dalam hal ini, yang di maksud dengan sesuatu yang didefinisikan secara jelas adalah yang dapat ditentukan dengan tegas, benda apa yang termasuk dan yang tidak termasuk. Benda-benda yang termasuk dalam sistem himpunan disebut anggota, elemen, atau unsur dari suatu himpunan.

Sekarang, perhatikan kumpulan berikut ini.
·         Kumpulan lukisan indah.
·         Kumpulan wanita cantik di Indonesia.
Kumpulan lukisan indah tidak dapat disebut himpunan, karena lukisan indah menurut seseorang belum tentu indah menurut orang lain. Dengan kata lain, kumpulan lukisan indah tidak dapat didefinisikan dengan jelas. Demikian halnya dengan kumpulan wanita cantik di Indonesia. Wanita cantik menurut seseorang belum tentu cantik menurut orang lain. Jadi, kumpulan wanita cantik bukan termasuk himpunan. Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu:
1.      Dengan kata-kata atau sifat keanggotaan
Menyatakan himpunan dengan kata-kata atau sifat keanggotaan sangat bermanfaat untuk himpunan yang memiliki anggota sangat banyak dan tidak beraturan, karena kita akan mengalami kesulitan saat menuliskan anggota himpunan tersebut satu persatu.

Contoh:
a)      A = { Senin, Selasa, Sabtu}
Penulisan dengan kata-kata atau sifat keanggotaannya adalah :
A = { Nama hari dalam seminggu yang diawali dengan huruf S}
b)      C = {2, 3, 5, 7 }
Penulisan dengan kata-kata atau sifat keanggotaannya adalah:
C = { bilangan prima antara 1-10}

2.      Dengan notasi pembentuk himpunan
Dengan menyatakan suatu himpunan hanya dengan syarat keanggotaan himpunan yang dalam penulisannya dalam bentuk { x | x .... }

Contoh:
a)      Nyatakan himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5} dengan notasi pembentuk himpunan!
A = {x | x bilangan cacah kurang dari 6} atau A = {x | x < 6, x bilangan cacah}
b)     Nyatakan himpunan B = {2, 4, 6, 8} dengan notasi pembentuk himpunan!
B = { y | y bilangan asli genap kurang dari 10} atau
B = { y | 1 < y < 10, y bilangan asli genap} atau
B = { y | 2 <  y < 10, y bilangan asli genap.
3.      Dengan mendaftar anggota anggotanya
Dengan cara ini, anggota-anggota himpunan ditulis dalam kurung kurawal dan dipisahkan dengan tanda koma. Pada penulisan dengan cara mendaftar anggota-anggotanya, jika semua anggota dapat ditulis, maka urutan penulisan boleh diabaikan.

Contoh:
a)      P = {nama bulan dalam setahun yang diawali dengan huruf A}
Penulisan dengan mendaftar anggota-anggotanya adalah sebagai berikut
P = { April, Agustus} atau P = {Agustus, April}
b)       W = {x | x < 7, x ∈ A}, dengan A adalah himpunan bilangan asli.
Penulisan dengan mendaftar anggota-anggotanya adalah sebagai berikut
W = {1, 2, 3, 4, 5, 6} atau W = {1, 3, 5, 2, 4, 6}

DIAGRAM VENN

Pada bahasan ini, kita akan mempelajari cara menyatakan suatu himpunan dengan gambar dan diagram disebut diagram venn. Diagram venn pertama kali diperkenalkan oleh John Venn, ahli matematika berkebangsaan Inggris (1834-1923).
John Venn

 Ketentuan dalam membuat diagram venn adalah sebagai berikut:
·         Himpunan semesta digambarkan dengan sebuah persegi panjang dan di pojok kiri diberi simbol S
·         Setiap anggota himpunan semesta ditunjukkan dengan sebuah noktah di dalam persegi panjang itu dan nama anggotanya ditulis berdekatan dengan noktahnya.
Contoh : S = {1, 2, 3, 4, 5}
Diagram Venn dari himpunan S ditunjukkan sebagai berikut:

·         Setiap himpunan yang termuat dalam himpunan semesta ditunjukkan dengan kurva tertutup sederhana.
Misalnya S = {1, 2, 3, 4, 5}
   A = {1, 3, 5}
Karena semua anggota himpunan A termuat di dalam himpunan S, maka himpunan A berada di dalam himpunan S seperti gambar berikut:

·         Untuk himpunan-himpunan yang mempunyai anggota sangat banyak pada diagram Venn, anggota-anggotanya tidak di gambarkan dengan noktah karena tidak praktis pengerjaannya
Contoh: S = {Mahasiswa Psikologi di Universitas Gunadarma}
              P = { Mahasiswa Psikolodi di kelas 1PA08}   
 
Demikian materi mengenai diagram venn ini saya sampaikan. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan atau kekurangan dalam penyampaian materi ini. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.....
















Daftar Pustaka
Nurharini, Dewi dan Tri Wahyuni. (2008). Matematika 1: Konsep dan Aplikasinya: untuk Kelas VI SMP/MTs I. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. (2013). Matematika SMP/Mts Jilid 1A Kelas VII Semester 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

Picture source:
https://en.wikipedia.org/wiki/Georg_Cantor
https://en.wikipedia.org/wiki/John_Venn


Persebaran Makhluk Hidup berdasarkan Iklim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk membahas mengenai Persebaran Makhluk Hidup berdasarkan Iklim. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi. Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna yang tergolong dalam faktor abiotik. Faktor abiotik yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna yaitu faktor klimatik (iklim), faktor edafik (tanah) dan faktor fisiografi (ketinggian tempat dan bentuk lahan).
Faktor klimatik (iklim) yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna tersebut diantaranya suhu, kelembapan, angin, dan curah hujan. Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna.

1.      Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang mempengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi. Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.
Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.
Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :
  • ·        Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
Vegetasi annual

  • ·  Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.

 
Vegetasi Perennial

2.      Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi. Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
  • ·         Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.

Kaktus merupakan salah satu contoh tumbuhan xerofit

  • ·         Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi ini adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya.

Eceng gondok

Teratai

  • ·         Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur

Anggrek merupakan salah satu contoh tumbuhan mesofit

  • ·         Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis, seperti pohon jati.

Hutan Jati




3.      Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.

4.      Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi makhluk hidup yang menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan.
Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung secara berkelanjutan. Titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisan-lapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah, atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi badan-badan air, seperti danau atau sungai. Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi.
Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan makanan (produsen) bagi hewan.
Demikian penjelasan dari saya, jika ada kekurangan atau kesalahan dalam penjabaran materi, saya memohon maaf. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh....










Daftar Pustaka:
P, Fictor Ferdinand dan Moekti Aribowo. (2009). Praktis Belajar Biologi 1 : Untuk kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Picture source:



Minggu, 28 Mei 2017

Perkembangbiakan Seksual dan Aseksual pada Makhluk Hidup

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh... Pada kesempatan kali ini izinkan saya untuk menjelaskan materi mengenai perkembangan seksual dan aseksual pada tumbuhan dan hewan. Sebelum menuju ke materi, saya akan memaparkan pengertian dari perkembangan seksual dan aseksual itu sendiri. Apa itu perkembangan secara seksual dan aseksual?  Istilah perkembangan seksual biasanya disebut perkembangan generatif, sedangkan perkembangan aseksual biasanya disebut perkembangan vegetatif. Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan secara kawin, terjadinya individu baru didahului dengan peleburan sel kelamin jantan dan betina (fertilisasi). Sedangkan, vegetatif adalah perkembangbiakan secara tak kawin. Perkembangbiakan vegetatif biasanya tidak didahului oleh proses fertilisasi Untuk mempermudah proses penjelasan materinya, saya akan menjelaskan perkembangan seksual dan aseksual pada tumbuhan terlebih dahulu.
o   Perkembangbiakan pada tumbuhan
·         Perkembangbiakan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tumbuhan tanpa proses perkawinan. Pada perkembangan ini, individu baru berasal dari bagian-bagian tubuh induknya. Perkembangan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
Ø  Vegetatif Alami
Jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif alami adalah sebagai berikut:
o   Membelah diri atau pembelahan biner
Membelah diri

Perkembangbiakan dengan membelah diri adalah satu
sel induk membelah menjadi dua atau lebih sel anak. Setiap
sel anak tumbuh menjadi individu baru. Sel anak sama
dengan sel induk. Contohnya adalah pembelahan biner pada
ganggang biru.
o   Spora
Spora

Individu baru terbentuk dari spora yang dihasilkan oleh
induknya. Tiap spora bisa tumbuh menjadi individu baru.
Perkembangbiakan dengan spora terjadi pada alga, jamur,
lumut, dan paku-pakuan.
o   Stolon atau geragih
Stolon

Stolon adalah cabang yang tumbuh mendatar di atas
permukaan tanah. Contohnya, stroberi, rumput teki, dan
daun kaki kuda.
o   Umbi
salah satu contoh umbi

Umbi adalah bagian tanaman yang berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan. Umbi dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
v  Umbi akar
Umbi akar adalah akar yang tumbuh membesar dan
beberapa tempat pada umbi tersebut terdapat calon
tunas yang dapat tumbuh menjadi individu baru.
Contoh: ubi.
v  Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh membesar.
Contoh: wortel, lobak, dan bit.
v  Umbi lapis
Merupakan modifikasi dari pelepah daun yang tersusun
rapat membentuk umbi. Pada setiap ketiak lapisan
terdapat calon tunas. Bagian dasar umbi yang berbentuk
cakram merupakan modifikasi dari batang. Contoh:
bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay.
o   Rimpang atau akar tinggal
Rimpang

Akar tinggal disebut juga rhizoma, yaitu batang yang
tumbuh mendatar di dalam tanah. Contoh: kunyit, jahe,
kencur, dan temu lawak.
o   Tunas
Tunas pada bambu

Tunas adalah tumbuhan yang tumbuh dari batang
yang berada di dalam tanah. Umumnya, individu baru
tumbuh tidak jauh dari induknya sehingga tumbuhan
yang berkembang biak dengan tunas membentuk rumpun.
Contoh: pisang, bambu, dan tebu.
o   Tunas adventif
Tunas Adventif

Tunas adventif adalah tunas yang tumbuhnya tidak
pada batang, misalnya di daun. Contoh: cocor bebek, cemara,
dan sukun.

Ø  Vegetatif buatan
Perkembangbiakan vegetatif buatan dilakukan dengan
bantuan manusia. Biasanya dilakukan untuk mempercepat
waktu panen dan memperoleh keturunan yang sifatnya
sama persis dengan induknya. Jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif buatan adalah sebagai berikut:
o   Mencangkok dilakukan dengan cara menyayat dan membuang kulit kayu batang/cabang dan menutupnya dengan tanah. Sayatan yang dilakukan harus sampai menghilangkan bagian kambium. Setelah beberapa waktu, dari bagian kambium di atas sayatan muncul akar. Tanaman yang biasa dicangkok misalnya jambu biji, mangga, dan jeruk.
Mencangkok

o   Menyambung atau mengenten, yaitu menggabungkan batang dengan ranting dari tanaman sejenis untuk mendapatkan tanaman baru. Sebagai batang bawah dipilih tanaman yang sistem perakaran dan pertumbuhannya bagus. Sedangkan batang atas diambil dari batang/cabang tanaman yang sudah diketahui kualitas buah atau bunga yang dihasilkannya. Perhatikan cara menyambung berikut ini.
v  Pilih biji tanaman yang akan disambung dari tanaman yang perakarannya kuat. Semai biji tersebut hingga tumbuh dan batangnya berdimeter 1 – 1,5 cm. Tanaman ini dipakai sebagai batang bawah. Jika sudah siap disambung, potong batang bawah ± 10 cm dari permukaan tanah dengan sudut kemiringan 45°.
v  Sebagai batang atas, pilihlah cabang/ranting dari tanaman sejenis yang produktivitasnya bagus. Ranting yang akan disambung kondisinya harus sehat dan mempunyai tunas. Potonglah dengan sudut kemiringan sesuai dengan batang bawah.
v  Sambung kedua potongan dengan tepat. Kemudian beri kayu penopang (spalk) dan diikat kuat-kuat. Pada waktu menyambung, usahakan kambium dari batang bawah dan atas bertemu dengan tepat.
v  Kurangi daun-daun dari batang atas. Agar lebih kokoh, berilah tongkat penopang.
Menyambung

o   Menempel atau okulasi, yaitu menggabungkan dua tanaman sejenis yang berbeda sifatnya sehingga dihasilkan tanaman baru. Tujuannya untuk mendapatkan tanaman dengan produksi tinggi. Misalnya jika kamu ingin menggabungkan tanaman mangga lokal yang rasanya hambar tetapi akarnya kuat dengan mangga madu yang buahnya enak dan lebat tetapi perakarannya kurang kuat. Kamu dapat menempel/mengokulasi kedua tanaman mangga itu, yaitu mata tunas mangga madu ditempelkan pada batang bawah dari tanaman mangga lokal. Jika berhasil tumbuh, kamu akan memperoleh tanaman yang buahnya enak dan lebat dengan perakaran yang kuat pula.
Menempel atau okulasi

o   Stek dilakukan dengan memotong bagian tubuh tumbuhan dan kemudian menanamnya. Dari potongan tersebut diharapkan dapat tumbuh menjadi individu baru. Berdasarkan asal organ tubuhnya, stek dibedakan menjadi stek batang dan stek daun. Cara membuat stek batang yaitu dengan memotong bagian-bagian batang menjadi potongan-potongan pendek. Stek batang banyak dilakukan untuk memperbanyak tebu dan singkong. Stek daun berasal dari daun yang dipotong-potong lalu ditanam. Contoh tanaman hias yang dapat diperbanyak dengan stek daun adalah Begonia sp.
stek batang

o   Merunduk dilakukan dengan cara membengkokkan atau melengkungkan sebagian cabang tanaman hingga menyentuh tanah. Pada bagian yang menyentuh tanah itu akan tumbuh akar. Untuk merangsang keluarnya akar, kamu dapat menimbun cabang itu dengan tanah. Merunduk sering dilakukan untuk memperbanyak apel, alamanda, dan bunga kertas.
Merunduk

·         Perkembangbiakan secara generatif
*      Konjugasi, yaitu reproduksi generatif pada tumbuhan yang belum jelas alat kelaminnya. Contoh: Spyrogyra (ganggang hijau) yang koloninya berbentuk benang.
*      Isogami, yaitu peleburan 2 sel gamet atau kelamin yang sama besar. Contoh: Clamydomonas (ganggang biru).
*      Anisogami, yaitu peleburan 2 sel gamet yang besarnya tidak sama. Gamet 1 lebih kecil (mikrogamet) dan gamet 2 lebih besar (makrogamet). Contoh: Ulva (ganggang yang berbentuk lembaran).
*      Penyerbukan diikuti pembuahan. Terjadi pada tumbuhan berbunga (Antophyta) atau tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Alat kelamin jantan berupa benang sari dan alat kelamin betinanya berupa putik.
o   Perkembangbiakan pada Hewan
·         Perkembangbiakan vegetatif (aseksual)
Perkembangbiakan aseksual pada hewan umumnya terjadi
pada hewan tingkat rendah/Avertebrata. Reproduksi aseksual
artinya reproduksi yang terjadi tanpa didahului dengan
peleburan dua sel kelamin yang berbeda jenisnya. Reproduksi
aseksual pada hewan ada lima jenis, yaitu pembelahan biner,
pembelahan ganda, pembentukan tunas, fragmentasi, dan
partenogenesis.
o   Pembelahan biner, terjadi pada makhluk hidup uniseluler, yaitu dari golongan Monera dan Protista. Pada pembelahan biner, dari satu individu membelah secara langsung menjadi dua sel anak. Pembelahan biner terdiri dari lima jenis, yaitu pembelahan ortodoks, melintang, membujur, miring, dan strobilasi. Pembelahan biner secara ortodoks/umum terjadi pada Amoeba dan mikroorganisme lain dari golongan Rhizopoda. Pembelahan biner secara melintang terjadi pada Paramecium. Pembelahan dengan tipe membujur contohnya pada Euglena. Tipe pembelahan miring terjadi pada Dinoflagellata. Sedangkan pembelahan biner tipe strobilasi menghasilkan individu baru dari bagian tubuh induk yang lepas, contohnya pada cacing pita (Taenia sp).
Pembelahan biner

o   Pembelahan ganda, yaitu pembelahan berulang, sehingga dalam sekali pembelahan dari satu individu dapat dihasilkan lebih dari dua individu. Contoh hewan yang dapat melakukan pembelahan ganda adalah Plasmodium.
Pembelahan ganda

o   Pembentukan tunas, yaitu pembentukan tunas kecil yang serupa dengan induk. Tunas ini kemudian memisahkan diri dan menjadi individu baru. Contohnya pada Hydra ubur-ubur pada saat berbentuk polip, dan hewan dari golongan Porifera. Selain bereproduksi dengan tunas, Porifera juga dapat melakukan reproduksi secara seksual.
Tunas atau budding

o   Fragmentasi, individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi-bagi/terputus baik sengaja atau tidak. Setiap bagian tumbuh dan berkembang membentuk bagia yang belum ada sehingga menjadi individu baru yang utuh. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing tanah, bintang laut, dan Planaria. Fragmentasi bukan merupakan cara reproduksi yang utama karena dalam kondisi normal Planaria bereproduksi secara
seksual.
Fragmentasi

o   Partenogenesis, individu baru terbentuk dari telur yang tidak dibuahi. Hewan yang mengalami partenogenesis adalah serangga, misalnya lebah madu.
Partenogenesis

·         Perkembangbiakan generatif (seksual)
Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal. Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yait tipe acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang,  ada tempat tertentu untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar. Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi. Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut oogenesis. Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar.
v  Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat makanan di dalam uterus (rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, gajah, dan harimau.
Hewan Vivipar

v  Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi oleh cangkang. Embrio memperoleh makanan dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun banyak pula induk yang menimbun telur dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja.
Hewan Ovipar

v  Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu.
Hewan Ovovivipar

Demikianlah penjelasan yang saya sampaikan. Semoga bisa menambah dan mereview wawasan kita mengenai perkembangbiakan aseksual dan seksual pada hewan dan tumbuhan. Saya sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dalam penulisan dan penjelasan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.....


















Daftar Pustaka:
Puspita, Diana dan Iip Rohima. (2009) Alam Sekitar IPA Terpadu : untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis (2009) Ilmu Pengetahuan Alam 3 : SMP dan MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Picture source:
http://kisusyenni29.blogspot.co.id/2016/02/reproduksi-tumbuhan-dan-hewan.html