Efek Rumah Kaca |
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Pada
kesempatan kali ini, saya akan membahas sebuah materi mengenai Efek Rumah Kaca.
Efek Rumah Kaca yang saya bahas itu bukan grup musik ya haha, melainkan istilah
lain dari Green House Effect. Apa sih
Efek Rumah Kaca itu?
Grup Band Efek Rumah Kaca |
Efek Rumah Kaca sendiri erat kaitannya dengan Global Warming atau Pemanasan Global.
Istilah Gas Rumah Kaca mengemuka seiring dengan isu pemanasan global dan
perubahan iklim yang dampaknya telah dirasakan di berbagai wilayah di
Indonesia. Namun, pemahaman terhadap apa itu gas rumah kaca, masih belum banyak
dipahami secara tepat oleh masyarakat luas. Bahkan, ada yang memaknai gas rumah
kaca sebagai gas yang dihasilkan oleh gedung-gedung tinggi berkaca di kota-kota
besar. Istilah gas rumah kaca disampaikan para ahli dalam menggambarkan fungsi
atmosfer bumi. Atmosfer bumi digambarkan sebagaimana kaca pada bangunan rumah
kaca yang sering kita jumpai dalam praktek budidaya tanaman. Atmosfer bumi
melewatkan cahaya matahari hingga mencapai bumi dan menghangatkan permukaan
bumi sehingga memungkinkan bumi untuk ditinggali makhluk hidup. Tanpa atmosfer,
bumi akan dingin. Hal ini terjadi karena adanya keberadaan gas-gas di atmosfer
yang mampu menyerap dan memancarkan kembali radiasi infra merah. Gas-gas di
atmosfer yang bersifat seperti rumah kaca disebut “Gas Rumah Kaca (GRK)”.
Terminologi Gas Rumah Kaca diartikan sebagai gas yang terkandung dalam
atmosfer, baik alami maupun dari kegiatan manusia (antropogenik), yang menyerap
dan memancarkan kembali radiasi infra merah.
Deskripsi tentang Efek Rumah Kaca Melalui Gambar |
Setiap benda dengan suhu permukaan di atas 0o
K memancarkan radiasi, dan setiap radiasi mempunyai sifat gelombang. Suhu
permukaan menentukan kisaran panjang gelombang energi yang dipancarkan. Sebagian
radiasi dari matahari dalam bentuk gelombang pendek ini diterima permukaan bumi
dan dipancarkan kembali ke atmosfer dalam bentuk radiasi gelombang panjang
(radiasi infra merah). Radiasi gelombang panjang yang dipancarkan matahari yang
kemudian oleh GRK (yang ada pada lapisan atmosfer bawah dekat dengan permukaan
bumi) akan diserap dan menimbulkan efek panas yang dikenal sebagai “Efek Rumah
Kaca”. Gas-gas yang membentuk atmosfer seperti uap air dan gas rumah kaca
relatif transparan terhadap radiasi-radiasi bergelombang pendek. Namun tidak
terlalu transparan terhadap radiasi bergelombang panjang. Oleh karena itu,
gas-gas tersebut membiarkan setengah radiasi matahari untuk masuk ke permukaan
bumi, tetapi menjebak 80%-90% radiasi di dalam atmosfer. Radiasi yang terjebak
ini memberikan kehangatan bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi. Efek
terjebaknya radiasi inilah yang disebut efek rumah kaca. Efek rumah kaca
sebenarnya bukanlah sesuatu yang buruk - bahkan justru efek inilah yang
memberikan kesempatan adanya kehidupan di muka bumi. Kalau saja tidak ada efek
rumah kaca, maka suhu rata-rata permukaan bumi bukanlah 15°C seperti sekarang
ini, melainkan -18°C. Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan
daur aliran panas matahari. Kurang
lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kernbali ke angkasa
dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain
di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam
hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di atasnya.
Daur aliran panas matahari |
Pengaruh rumah
kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya meningkat dengan
radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-macam gelombang, sebagian
besar radiasi yang
mencapai permukaan bumi terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan
ozon yang terdapat secara normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian
besar sinar ultraviolet. Uap air atmosfer dan gas metana dan pembusukan -
mengabsorbsikan sebagaian besar inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita
sebagai panas. Kira-kira sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan
direfleksikan kembali ke atmosfer. Sebagian besar sisanya akan diabsorbsikan
oleh benda-benda lainnya. Sinar yang diabsorbsikan tersebut akan diradiasikan
kembali dalam bentuk radiasi inframerah dengan gelombang panjang atau panas
jika bumi menjadi dingin.
Sinar dengan
panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorbsikan oleh karbon dioksida
atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan meningkat. Karbon
dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat sinar dengan
panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah yang berlawanan. Aktivitas
filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan
meningkat. Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan dari
pencemaran udara berbentuk gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca.
Karbon dioksida mempunyai sifat menyerap sinar (panas) matahari yaitu sinar
inframerah - sehingga temperatur udara menjadi lebih tinggi karenanya. Apabila
kadar yang lebih ini merata di seluruh permukaan bumi, .temperatur udara
rata-rata di seluruh permukaan bumi akan naik secara perlahan, ini dapat mengakibatkan meleburnya es dan salju di
kutub, sehingga permukaan air laut naik.
Bertambahnya GRK
di atmosfer - seperti CO2 dari kendaraan bermotor, gas metan dari lahan
pertanian dan limbah yang tidak diproses, dan CFC alias freon dari hair spray -
menahan lebih banyak radiasi daripada yang dibutuhkan kehidupan di bumi.
Alhasil, terjadi gejala-gejala pemanasan global (global warming) yaitu naiknya
suhu permukaan bumi. Gejala ini juga diikuti oleh naiknya suhu air laut,
perubahan pola iklim seperti naiknya curah hujan dan perubahan frekuensi dan
intensitas badai, dan naiknya tinggi permukaan air laut akibat mencairnya es di
kutub. Perubahan iklim ini akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit, bukan
hanya bagi industri pertanian, perikanan, dan turisme, tetapi juga bagi kita
semua dalam bentuk krisis air bersih, meningkatnya frekuensi penyakit tertentu,
dan sebagainya.
Sekian penjelasan dari saya, jika ada kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan dan pembuatan saya mohon maaf.....
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Daftar pustaka:
Martono. Fenomena Gas Rumah Kaca. Forum Teknologi, 5, No.2
Picture source:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar